Harga Selangit, Masyarakat Ramai-Ramai Jual Emas

Penjualan emas perhiasan terus mengalami peningkatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2020, 19:00 WIB
Pedagang memperlihatkan perhiasan emas di sebuah toko Kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (3/9/2015). Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini terpantau bergerak stabil di posisi Rp560 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan emas perhiasan terus mengalami peningkatan. Peningkatan sejalan dengan semakin tingginya nilai emas. Banyak pemilik emas perhiasan yang menjual asetnya demi mengambil keuntungan.

"Mulai banyak yang jual emas akhir bulan Maret," kata Olin salah satu pegawai toko emas di Tanah Abang saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (10/4/2020).

Memasuki bulan April, masyarakat yang menjual emas perhiasan makin tinggi. Dalam sehari toko emas tempat Olin bekerja bisa membeli hampir 100 gram emas perhiasan dari pelanggan.

Tak hanya mengambil keuntungan, banyak masyarakat yang terpaksa menjual emas perhiasan untuk menyambung hidup. Hal ini kata Olin, bisa dilihat dari jumlah gram emas yang dijual pelanggan.

Rata-rata emas perhiasan yang dijual dengan ukuran kecil. Mulai dari 1-5 gram emas perhiasan. Biasanya, kata Olin mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah. Sebab tidak sedikit pekerja buruh harian di kawasan Tanah Abang jadi pelanggannya.

"Pelanggan disini kebanyakan orang yang kerja di sini juga, pegawai toko, buruh harian, kuli panggul buat tabungan," kata dia.

Sehingga, di tengah kondisi pandemi ini tidak sedikit para pelanggannya menjual emas perhiasan hanya untuk menyambung hidup. Sebab, aktivitas jual-beli di Tanah Abang sudah berkurang drastis.

 


Dampak Virus Corona

Seorang petugas dari Polres Kudus, Jawa Tengah melakukan penjagaan di toko emas. Polres Kudus perketat keamanan untuk mengantisipasi meningkatnya aksi kriminalitas selama Ramadhan hingga Idul Fitri.(A

Dari enam toko emas yang ada di kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang, empat di antaranya ada di gedung milik Pasar Jaya. Tinggal 2 toko emas perhiasan yang masih beroperasi karena berlokasi di kawasan ruko.

Salah satunya toko tempat Olin bekerja. Toko emas ini masih tetap beroperasi. Hanya saja waktunya dipersingkat selama lima jam. Dibuka jam 9 pagi dan tutup pada jam 2 siang. Padahal biasanya toko ditutup di jam 5 sore.

"Sekarang kan udah sepi banget jalanan, demi keamanan kita tutup jam 2 siang. Kalau kondisi kaya gini kan yang ditakutkan perampokan," tutur Olin.

Mayoritas pelanggan yang datang hanya untuk menjual emas perhiasan. Sebaliknya daya beli emas perhiasan mengalami penurunan.

Tingginya harga emas perhiasan membuat orang enggan membeli emas perhiasan. Dalam sehari tidak lebih dari lima orang yang membeli emas perhiasan.

"Bon merah (penjualan) satu hari paling cuma 3-5 lembar yang terpakai," ungkap Olin.

Mereka yang datang juga biasanya membeli emas perhiasan berukuran kecil. Misalnya membeli anting-anting untuk bayi yang baru lahir. Ada juga yang membeli cincin emas untuk dijadikan kado ulang tahun.

"Paling yang beli emas seharga Rp 1-3 juta, itu juga sedikit sekali," kata Olin.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya