Pegulat Sumo Ini Jadi yang Pertama Terkena Virus Corona COVID-19 di Jepang

Identitas pemain sumo ini dirahasiakan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Mei 2020, 10:05 WIB
Ilustrasi: Presiden AS Donald Trump (kanan) memberi hormat kepada pemenang Tokyo Grand Sumo Tournament di Stadion Ryogoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, Minggu (26/5/2019). Trump merupakan Presiden AS pertama yang menonton sumo di Jepang. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Tokyo - Pertama kalinya, seorang pesumo tertular Virus Corona COVID-19 di Jepang. Asosiasi Sumo Jepang merahasiakan identitas pegulat itu. 

Dilaporkan kantor berita Kyodo, Jumat (10/4/2020), asosiasi menyebut pesumo ini mengalami gejala demam. Tidak diungkap pesumo ini berasal dari perguruan mana, tetapi ia disebut berasal dari divisi bawah sumo.

Rekan atau pejabat sumo yang terkait dengannya dilaporkan tidak mengalami gejala serupa. Asosiasi Sumo pun mulai siaga terhadap Virus Corona di lingkungan olahraga yang sangat melibatkan kontak fisik ini. 

"Ini membuat saya sadar bahwa beragam infeksi ada di dekat kita. Saya berharap dari lubuk hati terdalam bahwa kondisi orang itu tidak semakin parah," ujar Shibatayama, direktur komunikasi Asosiasi Sumo Jepang.

Akibat Virus Corona ini, olahraga sumo harus melakukan penjadwalan ulang pertandingan serta menggangi format pertandingannya.

Pada turnamen musim semi bulan lalu di Osaka, asosiasi sumo tidak mengundang penonton. Sempat ada pesumo yang mundur akibat demam, namun teryata negatif Virus Corona.

Grand Tournament pada musim panas juga diundur hingga tanggal 24 Mei.

Ada kemungkinan turnamen musim panas akan tanpa penonton. Kemungkinan lain adalah pembatalan acara.

"Situasi di seluruh dunia telah menjadi makin serius. Kita harus memutuskan ke mana arah kita," ujar Shibatayama.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Akibat Corona, PM Malaysia Ganti Salaman dengan Ojigi Ala Jepang

Perdana Menteri Inggris Theresa May (kiri) didampingi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (tengah) memberi salam kepada Master of Tea Ceremony Sen Sosa di Kyoto, Jepang (30/8). (Kim Kyung-hoon/Pool Photo via AP)

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyatakan, akan ada situasi baru sebagai dampak dari pandemi Virus Corona COVID-19. Budaya seperti jabat tangan atau salaman diminta agar tak dilakukan dahulu demi mencegah penyebaran. 

Sama seperti di Indonesia, budaya jabat tangan juga umum dilakukan di Malaysia. PM Yassin menyadari jabat tangan itu penting, namun kini ia sebut ada situasi "new normal" alias kebiasaan baru.  

"Kalau dahulu kita berjabat tangan saat berjumpa adalah perkara biasa dilakukan. Bila tidak dilakukan maka dianggap janggal atau tak beradab. Tetapi sekarang ini lain, kita tak boleh berjabat tangan ketika berjumpa untuk menghindari virus," ujar PM Yassin dalam konferensi pers pada Jumat sore (10/4/2020). 

Sebagai alternatif, PM Yassin menyarankan untuk melakukan ojigi atau membungkukan badan seperti orang Jepang untuk menunjukan rasa hormat agar tak perlu jabat tangan dan berisiko menyebarkan Virus Corona.

"Mungkin kita tunduk seperti orang Jepang saja sebagai tanda hormat. Jadi ini yang disebut kebiasaan baru," lanjut PM Yassin. 

Dalam konpersnya, PM Yassin meminta agar ada perkembangan positif lain seperti lebih rajin mencuci tangan, memakai hand sanitizer, serta mengenakan masker. Masyarakat juga diminta menghindari tempat ramai pada saat ini. 

Berdasarkan peta Johns Hopkins University, Malaysia kini punya kasus Virus Corona terbanyak di Asia Tenggara dengan 4.346 kasus. Ada 70 pasien meninggal dan sekitar 1.800 pasien sudah pulih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya