Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyarankan agar pemerintah menambah jumlah stimulus yang sebesar Rp 405 triliun untuk menangani dampak virus corona (Covid-19) terhadap sektor perekonomian.
Stimulus tambahan itu disebutnya dapat dialokasikan sebagai relaksasi terhadap perbankan agar bisa memberikan keringanan pada pelaku usaha kecil dan menengah.
Advertisement
"Rp 405 triliun itu kurang. Makanya Kadin usul lagi lebih gede. Malaysia aja sampai lebih dari Rp 800 triliun," ujar Aviliani saat sesi siaran di akun Instagram @indef_official, seperti dikutip Minggu (11/4/2020).
Menurut dia, jumlah tersebut tak banyak memberi bantuan terhadap pengusaha kecil yang kegiatan usahanya mati selama masa pandemi virus corona ini.
Aviliani mengutarakan, banyak pengusaha kecil yang menyatakan hanya mampu bertahan tiga bulan ke depan, sehingga mulai ada debitur yang mengajukan restrukturisasi kepada perbankan lantaran pendapatannya bermasalah.
Perbankan Butuh Stimulus Tambahan
Dia lalu berkaca pada pengalaman-pengalaman terdahulu, dimana para pengusaha kecil banyak yang gulung tikar pasca terjadinya krisis ekonomi akibat tak mendapat cukup suntikan modal.
"Dulu-dulu problemnya ketika sudah enggak masa krisis enggak ada bank yang bisa pinjemin lagi, perusahaan banyak yang tutup karena enggak dapat modal kerja baru," ucap dia.
"Saya takut, ketika sudah selesai masa pandemi virus corona nantinya mereka mati karena enggak ada modal kerja. Bank juga yang repot," tandasnya.
Advertisement