Bisakah Nyamuk Menularkan Corona Covid-19 ke Manusia?

Nyamuk sering diidentifikasi sebagai salah satu vektor penyakit yang menakutkan, apakah mereka bisa juga menularkan corona covid-19?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Apr 2020, 08:15 WIB
Nyamuk Ber-Wolbachia Bisa Lumpuhkan Virus DBD

Liputan6.com, Jakarta Nyamuk salah satu binatang yang kerap memberikan penyakit untuk manusia dan kini dikhawatirkan turut menjadi penghantar berkembangnya virus corona covid-19. Benarkah bisa begitu?

Nyamuk merupakan vektor penyakit yang cukup terkenal seperti virus DBD, Malaria, Zika, West Nile, Chikungunya dan beberapa jenis penyakit lainnya yang dapat membuat manusia sakit. Lalu, bisakah Corona Covid-19 juga disebar melalui vektor nyamuk?

Dengan menghangatnya suhu udara saat ini dan seluruh pekerjaan dialihkan ke rumah, bisa saja nyamuk menggigit Anda tanpa tahu ia membawa sesuatu dengannya.

Seluruh virus corona (termasuk MERS dan SARS) merupakan keluarga besar virus yang umumnya menulari manusia. Namun baru-baru ini peneliti menemukan dugaan penularan virus dari manusia ke hewan seperti kasus harimau Malaya di BronX Zoo yang positif Covid-19.

Ada juga laporan selain itu yang menyatakan kalau manusia menulari hewan peliharaannya (kucing dan anjing).

Hal ini tentunya membuat kita bertanya-tanya, bagaimana jika seekor nyamuk menggigit manusia yang terinfeksi Covid-19, lalu menggigit manusia lainnya yang sehat seperti kasus virus Zika, bisakah penyakitnya ditransfer?

"Tidak ada laporan penyebaran virus corona Covid-19 ke manusia oleh nyamuk," ujar Dr. Mary Schmidt, spesialis penyakit infeksi, seperti dilansir Fox News.

"Jika ini merupakan jalur transmisi, kami seharusnya sudah melihatnya terjadi di Timur Tengah, yaitu awal ditemukannya MERS yang disebabkan oleh virus corona pada 6 tahun yang lalu."

 


Berdasarkan studi

Nyamuk pembawa virus Dengue biasanya mengigit daerah kaki. Karena itu, keluarlah dengan mengenakan celana panjang.

 

Schmidt berkata demikian berdasarkan referensi studi yang menunjukkan kalau nyamuk menghisap darah yang mengandung virus corona MERS.

"Nyamuk tersebut harus menelan virus saat makan (menghisap darah), lalu virus akan bereplikasi di dalam jaringan virus kemudian mengalami replikasi dalam jaringan usus. Setelah mereplikasi diri, termasuk di kelenjar ludah, akhirnya dilepaskan melalui sekresi ludah, sehingga virus dapat diinokulasi ke dalam kulit dan pembuluh darah kulit host (manusia) selama makan (menghisap darah manusia) berikutnya," kata Schmidt.

Mengingat temuan tersebut, Schmidt mengatakan kalau nyamuk juga harus dimonitor. American Mosquito Control Association (AMCA) juga mengatakan akan terus memonitor situasi bersama dengan pejabat kesehatan masyarakat.

Pada awal Maret, World Health Organization (WHO) mengatakan masih belum ada informasi ataupun bukti yang menyatakan COVID-19 bisa ditransmisikan melalui nyamuk.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya