Gunung Merapi Sering Erupsi, Bahaya Ini yang Diwaspadai

Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia.

oleh Liputan Enam diperbarui 11 Apr 2020, 07:24 WIB
Erupsi Gunung Merapi terjadi ketika Indonesia masa darurat Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

 

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mewaspadai potensi ancaman bahaya Gunung Merapi berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Kewaspadan ini seiring semakin seringnya erupsi Gunung Merapi dalam beberapa waktu terakhir.

Merapi kembali erupsi pada Jumat (10/4/2020) pada pukul 09.10 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik. Teramati tinggi kolom erupsi kurang lebih 3.000 meter dari puncak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, mengatakan saat terjadi erupsi Gunung Merapi, arah angin ke Barat Laut.

"Hasil pantauan TRC BPBD Sleman hingga saat ini di wilayah Kabupaten Sleman nihil terjadi hujan abu. Masyarakat tetap beraktivitas normal seperti biasa dan situasi kondusif terkendali," katanya, dilansir Antara.

Ia mengatakan upaya yang dilakukan BPBD Sleman, di antaranya melakukan pantauan situasi kondisi wilayah pascaerupsi dan antisipasi abu vulkanik.

"Kami juga melakukan droping masker 1.000 buah di pos KSM untuk warga dan petugas/relawan di Kalitengah, Desa Glagaharjo, Cangkringan," ucapnya.

Makwan mengatakan potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Ia juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.

"Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Kami minta masyarakat untuk mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif," katanya.

Saksikan Video Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya