Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau Usai Erupsi

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar memaparkan kondisi terkini Gunung Anak Krakatau, di Lampung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Apr 2020, 13:30 WIB
Kondisi visual Gunung Anak Krakatau, erupsi sudah tidak teramati. (Foto: PVMBG)

Liputan6.com, Bandung - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar memaparkan kondisi terkini Gunung Anak Krakatau, di Lampung, pada Sabtu (11/4/2020). Rudy menjelaskan aktivitas kolom abu mulai berkurang sejak mengalami erupsi pada Kamis (10/4/2020) malam.

“Gunung Anak Krakatau erupsi pada 10 april 2020, pukul 22.35 WIB sampai sekarang masih berlangsung. Tipe letusan yang terjadi adalah strombolian dengan tinggi kolom pada awal letusan 500 meter, sekarang sudah berkurang,” ujar Rudy dalam keterangan resminya.

Rudy juga menjelaskan kondisi visual Gunung Anak Krakatau erupsi sudah tidak teramati. Kemudian, sejak pukul 09.26 WIB, seismogram menunjukkan penurunan.

Pada Sabtu pagi, sebanyak dua kali erupsi kecil masih terjadi  yakni pukul 9.11 WIB dan 9.50 WIB. Namun sifatnya diskrit atau tidak menerus. 

“Hingga jam ini aktivitas erupsi pada pola menurun,” tegasnya.


Tidak Keluarkan Dentuman

Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Rudy pun mengaku belum bisa mengkorelasikan eupsi Gunung Anak Krakatau dengan suara dentuman yang terdengar warga Jakarta dan sekitarnya.

“Terkait dengan dentuman yang terdengar di Jakarta tadi malam, sejak awal letusan sampai sekarang di Pos Pengamatan Pasauran, Banten tidak terdengar dentuman,” katanya.

Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Kamis (10/4/2020) malam pukul 22:35 WIB. Berdasarkan keterangan PVMBG Kementerian ESDM, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara.

Erupsi ini juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 38 menit 4 detik. Tidak terdengar suara gemuruh atau dentuman akibat erupsi.

Simak video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya