Liputan6.com, Cirebon - Pandemi Corona Covid-19 membuat suasana di Kota Cirebon menjadi lengang seiring dengan pembatasan sosial yang dianjurkan pemerintah. Sebagian besar warga pun lebih banyak beraktivitas seperti belajar dan bekerja di rumah.
Hal ini pun seakan mengubah pola dan gaya hidup masyarakat Kota Cirebon menjadi lebih bersih dan ramah lingkungan. Lalu lalang kendaraan berkurang signifikan sehingga membuat sejumlah perubahan positif dari sisi lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Syukur, mennyebutkan adanya penurunan volume sampah selama masa pembatasan sosial ini diberlakukan.
"Masyarakat kan banyak aktivitas dirumah sehingga membuat mereka ya mengonsumsi makanan alakadarnya dan terukur," kata Syukur, Sabtu (4/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Syukur menyebutkan, dari pengamatan DLH selama masa pembatasan sosial, terjadi penurunan volume sampah sebanyak 20 persen. Baik sampah yang ada di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Jika hari biasa, volume sampah di Kota Cirebon 800 sampai 1000 meter kubik. Kebijakan pembatasan sosial imbas Covid-19 membuat volume sampah menurun 600 meter kubik per hari.
"Sudah termasuk akhir pekan biasanya sampai 1000 meter kubik kalau akhir pekan sekarang berkurang 20 persen," kata Syukur.
Hal lain yang memicu penurunan volume sampah itu adalah kebiasaan belanja hingga makan diluar semakin berkurang. Apalagi rumah makan hingga pusat perbelanjaan sudah membatasi jam operasional mereka.
Saksikan juga video pilihan berikut:
Udara Menjadi Lebih Segar
Tidak sedikit rumah makan yang hanya menerima layanan pesan untuk dibawa pulang. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pengurangan volume sampah.
"Nah ini juga berpengaruh terhadap kualitas udara di Kota Cirebon ada perubahan signifikan," ujar Syukur.
Meski belum memiliki alat pengukur suhu dan udara, Pemkot Cirebon memastikan kualitas udara selama pembatasan sosial berubah signifikan.
Perubahan tersebut dilihat dari berkurangnya lalu lalang kendaraan pada masa Physical Distancing. Seluruh jalan utama di Kota Cirebon terbilang lengang.
"Kami biasanya pakai jasa konsultan untuk mengukur suhu kualitas udara tapi itu per trimester. Kebetulan bulan Mei Juni akan diukur jadi untuk data saat ini belum bisa saya sebutkan karena belum diukur," ujar Syukur.
Selain kendaraan, aktivitas masyarakat lain membantu memperbaiki kualitas udara di Kota Cirebon. Seperti berkurangnya pedagang yang berjualan di pagi hari. Hingga pembatasan jam operasional restauran hingga warung makan berskala kecil.
"Aktivitas menggunakan kompor tungku dan rumah makan berkurang signifikan," dia memungkasi.
Advertisement