Liputan6.com, Gorontalo - Sebanyak lima orang jemaah tablig (JT) Gowa asal Kabupaten Pohuwato, dinyatakan positif Corona Covid-19, Sabtu (11/4/2020). Sebelumnya, pada Jumat (10/4/2020), seorang jemaah asal Kabupaten Bone Bolango, juga terkonfirmasi positif.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pohuwato, Syaratif Mbuinga mengatakan pemeriksaan telah selesai dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato.
Baca Juga
Advertisement
Seluruhnya, ada sekitar 77 jamaah tablig yang pernah mengikuti ijtima ulama di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dari 77 Jamaah Tabligh, 41 orang berasal dari Kecamatan Marisa, dengan hasil rapid testnya dua orang menunjukkan positif Covid-19.
Adapun sebanyak 36 jemaah tablig asal Kecamatan Lemito, terdapat tiga orang yang positif, berdasarkan hasil rapid test.
"Sehingga jumlah total yang terindikasi sesuai hasil rapid test lima orang positif,” ucap Syarif.
Syarif menjelaskan, rapid test Corona Covid-19 merupakan metode dengan akurasi yang belum pasti. Pemerintah akan menunggu hasil tes swab Balai Besar Laboratorium Makassar.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Isolasi Jemaah Tablig
"Para jemaah tabligh asal Pohuwato tersebut, sudah diserahkan ke Provinsi Gorontalo untuk dilakukan isolasi," dia mengungkapkan.
Seluruh jemaah tablig tersebut sudah direkomendasikan ke Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menjalani karantina selama 14 hari ke depan di Mess Haji. Sementara lima jemaah tablig yang hasil rapid testnya positif, langsung dirujuk ke rumah sakit Aloisaboe.
"Apa yang kami lakukan sudah sesuai protokol kesehatan. Selanjutnya SOP-nya ada di provinsi untuk penanganannya,” ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pohuwato, sesuai arahan pemerintah provinsi, melakukan pemeriksaan rapid test kepada semua Jamaah Tabligh Asal Pohuwato. Beberapa waktu sebelumnya, mereka mengikuti itjima tablig di Gowa, Sulawesi Selatan.
Namun hingga kini masih banyak yang belum datang melapor. Bahkan sebagian orang menolak untuk diperiksa dan dikarantina.
Advertisement