Cerita Akhir Pekan: Apa Produk Gaya Hidup Terlaris di Tengah Pandemi Corona COVID-19?

Hampir semua pusat perbelanjaan tutup karena wabah corona Covid-19, sehingga belanja online sepertinya lebih jadi pilihan. Benarkah?

oleh Henry diperbarui 12 Apr 2020, 10:01 WIB
Ilustrasi belanja online. Sumber foto: unsplash.com/Mein Deal.

Liputan6.com, Jakarta - Demi mengurangi dampak penyebaran wabah corona Covid-19, pemerintah mengimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruang. Saat ini bekerja, belajar, beribadah dan aktivitas lainnya dilakukan dari rumah. Bahkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 10 April 2020 selama dua minggu.

Meski begitu, belanja kebutuhan rumah tangga, panganan, obat-obatan, atau berbagai kebutuhan lainnya pun sekarang tidak sulit. Anda bisa mengandalkan toko online, dan layanan jasa lainnya.

Setelah hampir semua mal maupun pusat perbelanjaan tutup sementara, belanja online maupun lewat toko online sepertinya lebih jadi pilihan. Lalu, benarkah penjualan toko online memang meningkat sejak corona mewabah di Indonesia pada awal Maret 2020? Lalu, barang-barang apa saja yang paling laris dan paling diminati pembeli?

Salah satu toko online terkemuka, Blibli.com, mengakui penjualan mereka meningkat meski tidak merinci secara pasti jumlahnya. Yang jelas peningkatan transaksi terjadi pada produk kebutuhan sehari-hari dan kesehatan personal sejak awal Maret 2020.

Setelah pengumuman resmi dari pemerintah akan kasus COVID-19 pertama, peningkatan terlihat pada produk sanitasi, makanan ringan, serta makanan instan.

Menurut Senior Key Account Manager Consumer Goods Blibli Priscilia Cynthia, lewat keterangan tertulis pada 9 April 2020, memasuki masa kerja di rumah (WFH), pembelian beralih ke berbagai produk makanan segar seperti sayur, buah-buahan, dan makanan beku, multivitamin dan suplemen, serta produk-produk sembako seperti minyak goreng dan beras.

Untuk memudahkan pelanggan berbelanja dari rumah, Blibli telah mengkurasi berbagai produk yang menjadi kebutuhan utama pelanggan. Pelanggan dapat mencari produk-produk kebutuhan pokok dan rumah tangga di BlibliMart, sedangkan untuk mendapatkan makanan beku dan makanan segar lainnya bisa membeli produk BlibliFresh. Blibli memastikan ketersediaan produk bagi para pelanggan dengan memantau kinerja merchant Blibli dalam menjaga ketersediaan stok.

"Usaha kami untuk menyediakan produk-produk yang dibutuhkan para pelanggan selama mereka melakukan aktivitas #dirumahaja sejalan dengan komitmen bisnis kami yang mengutamakan kepuasan pelanggan atau Customer Satisfaction First, serta mendukung pemerintah memitigasi penyebaran COVID-19," terang Priscilia Cynthia.

Hal hanpir senada juga diungkapkan Shopee Indonesia. Selama pandemi corona mewabah di Indonesia, ada peningkatan terhadap kebutuhan sanitasi, seperti masker, hand sanitizer dan barang-barang esensial kebutuhan sehari-hari (FMCG).

"Kategori tersebut mengalami peningkatan permintaan yang lebih besar selama periode ini, dengan jumlah peningkatan pencarian terhadap kedua kategori tersebut dari para pengguna kami," terang Handika Jahja, Director of Shopee Indonesia dalam Peluncuran Big Ramadhan Sale #ShopeeDariRumah, 8 April 2020,

"Shopee berkomitmen untuk berusaha semaksimal mungkin mungkin agar para pengguna selalu bisa mendapatkan akses ke kebutuhan-kebutuhan esensial. Dan kami berfokus untuk memberikan kenyamanan kepada seluruh pengguna saat berbelanja online," sambungnya.

Untuk itu, Shopee selalu berupaya dalam memenuhi kebutuhan barang-barang khususnya kebutuhan pokok dan produk kesehatan bagi pengguna mereka. Kalau terdapat akun yang menjual barang kebutuhan pokok dan kesehatan dengan harga tinggi, tim internal Shopee akan mengambil langkah tegas dan akan segera menindaklanjutinya.

"Sampai saat ini, Shopee telah menutup lebih dari 3000 toko nakal yang melanggar aturan seperti melambungkan harga jauh diatas harga pasar, judul serta deskripsi yang memanfaatkan dampak wabah COVID-19," jelas Handika.

Meski wabah corona belum mereda, Shopee tetap optimis dengan penjualan beragam produk mereka di Ramadan nanti. "Ramadhan tahun lalu, Shopee berhasil mencatatkan keberhasilan dengan 300 persen peningkatan transaksi dibanding Ramadhan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, tentunya kami berharap dapat melampaui keberhasilan tahun lalu," ujar Handika Jahja.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Perawatan Kesehatan dan Pribadi

Ilustrasi Orang belanja online (iStockPhoto)

Pembelian produk kesehatan dan makanan juga banyak diminati di toko online terkemuka lainnya, Tokopedia.

"Kesehatan, Keperluan Rumah Tangga, Makanan dan Minuman merupakan 3 kategori produk yang meningkat signifikan selama Maret. Pada kategori Perawatan Kesehatan dan Pribadi misalnya, terjadi kenaikan transaksi hampir 3 kali lipat," ungkap VP Nuraini Razak selaku VP of Corporate Communications Tokopedia, dalam surat elektronik pada 8 April 2020.

Selain dapat menekan penyebaran COVID-19, belanja daring juga bisa mendorong bisnis lokal tetap beroperasi secara online. Hal ini dibuktikan dari peningkatan jumlah penjual baru pada kategori Perawatan Kesehatan dan Pribadi sebesar hampir 2,5 kali dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Kami juga saat ini mengadakan kampanye #JagaEkonomiIndonesia untuk mendorong lebih banyak lagi masyarakat berani menciptakan peluang di ranah online agar roda ekonomi tetap berjalan di tengah pandemi seperti ini," tambah Nuraini.

Hand sanitizer, vitamin dan masker adalah produk yang banyak dicari masyarakat di kategori Kesehatan. Nilai penjualan masker tercatat meningkat 197 kali dibanding bulan-bulan sebelumnya selama Maret. Di sisi lain, ada satu waktu dimana dalam 42 menit, 72 ribu hand sanitizer terjual habis. Pembeli hand sanitizer paling jauh berasal dari Merauke.

Dalam kategori Keperluan Rumah Tangga, produk paling diburu mencakup disinfektan, tisu dan air purifier, sedangkan dari kategori Makanan dan Minuman, daging sapi, jahe dan kurma mengalami peningkatan signifikan.  Lebih dari 100 ton daging sapi terjual di Tokopedia selama bulan Maret 2020.

Jumlah jahe yang terjual pun mencapai 60 ton, setara dengan jumlah jahe yang dibutuhkan untuk membuat jamu empon-empon bagi seluruh masyarakat Kota Sukabumi. Selain itu, selama pandem corona berlangsung, Tokopedia membuka dua kanal berdonasi untuk mengajak masyarakat bersama melawan pandemi, yaitu lewat fitur ‘Bantu Pejuang COVID-19’ dan halaman Checkout Tokopedia.

Menanggapi produk/harga/judul/deskripsi tidak wajar di kategori kesehatan maupun kebutuhan pokok lain sebagai dampak dari COVID-19, Tokopedia telah menutup permanen ribuan toko online dan melarang tayang puluhan ribu produk yang terbukti melanggar, juga terus melakukan sweeping berkala untuk memastikan produk yang dijual dalam platform Tokopedia sesuai dengan peraturan.

Jika masih menemukan produk yang melanggar, baik syarat dan ketentuan platform maupun hukum yang berlaku di Indonesia, masyarakat bisa ikut melaporkannya melalui fitur ‘Laporkan’ yang ada di pojok kanan atas setiap halaman produk.


Pelanggaran Baru Belanja Online

Koleksi fashion muslim dari Suqma Indonesia. (dok.Instagram @suqmaid/https://www.instagram.com/p/B-osZTiprzI/Henry)

Lalu, bagaimana dengan penjualan brand fashion Indonesia sejak corona mewabah di Indonesia?  Brand fashion kasual terutama untuk pria, Cottonlogy mengaku penjualan mereka sedikit menurun tapi tidak terlalu signifikan.

“Persentasenya kecil, tidak sampai 5 persen. Saya pikir mungkin karena faktor penjualan online yang menjadi backbone kami yang sangat membantu bisnis tetap tumbuh walau agak slowdown,” terang Carolina Danella Laksono selaku CEO dan pendiri Cottonology.

Untuk bulan puasa dan lebaran, merujuk tahun-tahun sebelumnya, terjadi kenaikan drastis. "Untuk tahun ini, memang belum terlihat. Prediksi saya tetap naik namun masih di bawah tahun lalu prosentasenya," ucapnya lagi.

Ia menambahkan, brand miliknya memiliki pelanggan loyal dimana fesyen sudah menjadi kebutuhan semi primer, yaitu kebutuhan pokok setelah sandang pangan papan. Apalagi harganya terjangkau oleh semua kalangan. Dengan kampanye secara digital yang cukup kuat, ditambah perilaku masyarakat yang #dirumahaja merubah cara mereka berbelanja.

"Justru pebisnis yang punya toko online seperti Cottonology ini terbantukan dengan adanya himbauan untuk tetap di rumah. Terjadinya penambahan pelanggan baru yang sebelumnya masih awam dalam berbelanja online," ujar Carolina.

Mereka juga membidik peluang laib dengan memproduksi masker medis dengan tetap mempekerjakan warga sekitar sebagai tim produksi. "Masker medis ini penjualannya meningkat pesat, dan ini menjadi salah satu yang membuat perusahaan tetap tumbuh," tutup Carolina.

Hal berbeda diungkapkan brand fashion muslim, Suqma. Mereka cukup optmis menghadapi bulan Ramadan karena belakangan ini mengalami kenaikan penjualan yang sangat signifikan. Meski begitu, semua gerai offline tutup sementara karena memenuhi anjuran pemerintah dalam usaha memberantas wabah corona.

"Untuk saat ini kami sedang push penjualan online karna offline kami (store) sedang tutup sementara. Untuk penjualan online saat ini sedang Ada peningkatan sekitar 200 persen. Karna customer offline juga sementara ini pindah ke pembelian online Dan kami juga mengadakan sale/promo product," jelas pihak Suqma Indonesia dalam pesan elektronik, 11 April 2020.

Sedangkan produk yang lebih diminati pelanggan mereka adalah dress dan tunic, karena selain ada special price saat ini juga banyak dicari untuk persiapan Ramadan dan Lebaran,


Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya