Liputan6.com, Bangkalan - Isi siaran pers tertulis yang dibuat Tim Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, tak hanya berisi data bahwa pasien positif corona bertambah dua, sehingga menjadi tiga orang. Penambahan ini hanya selang sehari sejak kasus positif pertama resmi diumumkan.
Rilis yang diedarkan pada Jumat malam, 10 April itu, juga berisi keluh kesah tim karena kini PR mereka menjadi lebih berat akibat ketidakpatuhan dua pasien baru itu melakukan isolasi mandiri di rumah.
Baca Juga
Advertisement
Ketidakpatuhan itu sulit dimaklumi karena keduanya adalah pasangan dokter yang bekerja di banyak tempat. Selain buka praktik di rumahnya di Kecamatan Klampis, mereka juga bertugas di Puskesmas Klampis, RSUD Syamrabu dan Rumah Sakit Lukas di Kota Bangkalan.
Dalam grup-grup percakapan online, banyak kesaksian bahwa selama berstatus ODP, mereka masih buka praktik dan melayani warga yang datang berobat. Bahkan, ada cerita mereka berdua keluyuran naik mobil lalu masuk dan berbelanja di sebuah apotik.
Begitu kelar belanja, para pegawai yang tahu bahwa mereka mestinya diisolasi, langsung menutup apotik itu dan menyemprotkan cairan disinfektan ke segala penjuru ruangan.
"Hal ini menambah berat beban tracing," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Bangkalan, Agus Susanto Zein.
Beban Tracing
Tracing adalah melacak. ketika seseorang positif terjangkit virus flu ini, tim Covid 19 harus melacak semua orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien.
Tak hanya melacak, mereka juga harus didata satu persatu sebagai orang dalam pengawasan (ODP) dan langsung diuji rapid tes untuk memastikan mereka tertular atau tidak.
Apa pun hasilnya, para ODP pun harus isolasi mandiri, tak boleh keluyuran selama 14 hari sesuai masa inkubasi virus yang menyerang sistem pernafasan ini.
Menurut Agus Zein pelacakan para kontak akan dilakukan oleh surveilance di Puskesmas Klampis, RSUD Syamrabu dan Puskesmas Kota Bangkalan.
"Kedua pasien akan dijemput untuk menjalani isolasi, dan mereka berjanji kooperatif," ujar dia.
Advertisement
Pasien Tanpa Gejala
Pasangan dokter ini termasuk pasien corona tanpa gejala. Pada 8 Maret lalu, seorang di antaranya ikut pelatihan haji di Asrama Haji Surabaya sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Kegiatan yang diselenggarakan hingga 19 Maret itu diikuti 413 perserta.
Belakangan empat peserta dinyatakan positif corona. Maka Gugus Tugas Covid 19 Jatim pun melacak semua peserta lain untuk menjalani rapid tes. Peserta asal Bangkalan dan Pamekasan dinyatakan positif walau tanpa gejala.
Untuk menguatkan hasil tes cepat itu, mereka menjalani tes sample swab untuk diteliti lebih lanjut di Litbangkes Jakarta. Selama menunggu hasil swab keluar, mereka diwajibkan menjalani karantina mandiri namun tidak dipatuhi.
Pemkab Bangkalan sendiri telah merespon situasi ini dengan memberlakukan tanggap darurat selama dua bulan. Anggaran pencegahan corona pun ditambah menjadi Rp 65 miliar lebih.