Cristian Gonzales, Striker Paling Tajam di Liga Indonesia

Predikat apa yang cocok untuk melabeli Cristian Gonzales? Penyerang terbaik Liga Indonesia atau pemain naturalisasi terbaik Indonesia?

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 11 Apr 2020, 20:45 WIB
Cristian Gonzales (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Predikat apa yang cocok untuk melabeli Cristian Gonzales? Penyerang terbaik Liga Indonesia atau pemain naturalisasi terbaik Indonesia? Sebab, dua-duanya cocok disandang oleh pemain kelahiran Montevideo, Uruguay, tersebut.

Kata Data merangkum, Cristian Gonzales merupakan pemain tersubur di kompetisi paling elite Tanah Air sejak peleburan Perserikatan dan Galatama pada musim 1994-1995. Selama 16 tahun kariernya di Indonesia, El Loco mengemas 249 gol.

Pemain yang paling mendekati torehan El Loco, julukan Gonzales, adalah Budi Sudarsono. Si Ular Piton, julukannya, membukukan 185 gol. Catatan El Loco tidak akan pernah terkejar oleh Budi lantaran sang pemain telah pensiun.

Bambang Pamungkas dengan 178 gol, Boaz Solossa dengan 176 gol, Kurniawan Dwi Yulianti dengan 162 gol, dan Alberto Goncalves dengan 149 gol, menyusul di belakang Budi. Namun, hanya Boaz dan Goncalves yang masih punya peluang untuk menyamai pencapaian El Loco sebab keduanya masih aktif bermain. Namun, dengan usia yang telah menginjak 34 dan 39 tahun, keduanya tergolong mustahil untuk melakukannya.

Di tahun ini, Cristian Gonzales mulai hilang dari peredaran. Pelan-pelan, sinar El Loco meredup mengingat usianya yang terbilang sangat uzur bagi pesepak bola, 43 tahun. Mantan pemain Sud America, klub Uruguay tersebut bersikukuh tidak ingin pensiun namun kondisinya kontradiktif.

Penyerang berkaki kidal ini masih menganggur karena tidak ada klub yang tertarik menggunakan jasanya setelah kontraknya bersama PSIM Yogyakarta tidak diperpanjang.

"Kapan saya pensiun? Belum terpikirkan sama sekali. Mungkin nanti ketika saya tidak bisa cetak gol lagi. Sekarang saya masih merasa fit dan sebugar pemain berusia 25 tahun. Saya masih bisa mencetak banyak gol," imbuh Cristian Gonzales.


Cristian Gonzales Populer di Generasi 2000-an

(Bola.com/Abdi Satria)

Klub pertama Cristian Gonzales di Indonesia adalah PSM Makassar. Dia bergabung dengan tim berjulukan Pasukan Ramang itu ketika Bank Mandiri masih mensponsori Liga Indonesia dengan kompetisi bertajuk Liga Bank Mandiri (LBM) pada 2003. Pada musim pertamanya, El Loco langsung menggelontorkan 27 gol.

El Loco pernah empat kali meraih trofi sepatu emas Liga Indonesia, tanda pencetak gol terbanyak. Bersama Persik Kediri pada 2005, 2006, 2007, 2008, dan dengan Persib Bandung pada 2008-2009.

Pada tahun keempatnya menjadi top scorer, ia bersanding dengan Boaz Solossa. Trofi lemari El Loco juga terpampang satu gelar Liga Indonesia yang diraihnya bersama Persik pada 2006 lalu.

El Loco berkesempatan untuk bernostalgia dengan Persik kala ia menyambangi Stadion Brawijaya, Kediri, bersama PSIM pada Liga 2 musim lalu, September 2019. Dia merasa masih menjadi bagian dari tim berjulukan Macan Putih itu.

"Rasanya baru kemarin saya meninggalkan Kediri. Semua masih tetap sama. Orang-orang masih baik kepada saya. Pak Purwanto juga masih setia merawat stadion. Saya seolah masih di Persik, seperti 10 tahun lalu," kata El Loco.


Pasang Surut Karier Cristian Gonzales

Cristian Gonzales

El Loco memang bukan pemain sempurna. Dia pernah merasakan pasang surut karier. Saat masih membela Persik, emosi El Loco kerap meledak. Beberapa kali dia tersangkut masalah yang berujung sanksi.

Puncaknya pada November 2008. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum El Loco setahun larangan bermain karena memukul bek PSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan. Saat pengajuan keberatannya ditolak Komisi Banding (Komding) PSSI, Nurdin Halid turun tangan. Ketua PSSI pada saat itu menganulir hukumannya. Saat terbebas dari tuduhan tersebut, El Loco langsung bergabung dengan Persib.

Dia juga pernah memukul pengurus Persita Tangerang pada 2004 yang berujung hukuman setahun, yang belakangan hanya berlaku enam bulan, kepadanya. El Loco lalu pernah menanduk penyerang PSIS Semarang, Emanuel De Porras pada 2006 dan meludahi wasit Hidayat pada 2007.

Puncak karier El Loco di Tanah Air tentu ketika dia dinaturalisasi oleh PSSI demi kebutuhan Timnas Indonesia. Paspor El Loco berganti dari Uruguay menjadi Indonesia pada November 2010.

Kabarnya, naturalisasi El Loco juga didukung oleh Susilo Bambang Yudhoyono, presiden kala itu. Dia telah memenuhi satu di antara syarat untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yaitu menetap lima tahun berturut-turut di Tanah Air dan beristrikan wanita Indonesia, Eva Nurida Siregar.

Setelah resmi menyandang status WNI, El Loco langsung dipanggil pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, Alfred Riedl. Hebatnya, dia menandai debutnya dengan gol ketika membungkam Malaysia 5-1 pada babak penyisihan Grup A. Sepanjang turnamen itu, El Loco mengemas tiga gol.

Hingga saat ini, El Loco tercatat tampil dalam 28 pertandingan Timnas Indonesia dengan menorehkan 13 gol. Namanya tak pernah lagi menghiasi komposisi pemain tim berjulukan Skuat Garuda itu sejak penampilan terakhirnya pada 2015 lalu.


Prestasi Cristian Gonzales

(Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Klub:

  • PSM Makassar (2003-2004)
  • Persik Kediri (2005-2008)
  • Persib Bandung (2009-2011)
  • Putra Samarinda (2011-2012)
  • Arema FC (2013-2017)
  • Madura United (2018)
  • PSS Sleman (2018)
  • PSIM Yogyakarta (2019)

Gelar:

  • Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 25 Gol (2005)
  • Juara Liga Indonesia bersama Persik Kediri (2006)
  • Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 29 Gol (2006)
  • Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 32 Gol (2007)
  • Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 28 Gol (2008-2009)
  • Pencetak Gol Terbanyak Piala Indonesia 10 Gol (2009-2010)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya