Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, dentuman yang sempat menggerkan warga Jakarta, Depok, Bogor dan sekitarnya kini tak lagi misteri. Belakangan terungkap asal suara dentuman yang terjadi Jumat malam hingga Sabtu dini hari, 11 April kemarin.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG memprakirakan dentuman tersebut berasal dari hujan petir di Gunung Gede dan Gunung Salak.
Advertisement
Sebelumnya, dentuman tersebut sempat dikaitkan dengan Gunung Anak Krakatau yang erupsi, Jumat malam, 10 April 2020. Namun, hal ini dibantah oleh Ahli Bumi dan Antariksa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Suara dentuman disebut berasal dari longsoran bawah tanah.
Berita terpopuler kedua di News Liputan6.com, masih terkait suara dentuman yang terdengar di Jakarta hingga Depok, Jawa Barat.
Pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mengatakan bahwa dentuman bukan karena adanya aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Karena suara dentuman Gunung Anak Krakatau tidak terdengar di Pos Pantau PVMBG di Pantai Carita, Banten yang berjarak 50 kilometer.
Lantas, seperti apa penjelasan pihak PVMBG terkait empat gunung di Indonesia yang dikatakan erupsi bersamaan pada Sabtu, 11 April 2020?
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Ahli Bumi dan Antariksa UPI Duga Dentuman Jabodetabek dari Longsoran Bawah Tanah
Misteri rentetan dentuman yang mengagetkan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya, antara Jumat 10 April malam hingga Sabtu (11/4/2020) dini hari belum terpecahkan.
Ahli dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Judhistira Aria Utama menduga, suara dentuman itu berasal dari longsoran bawah tanah.
Apa dasar dugaan itu?
"Suaranya terdengar dari dalam bumi seperti suara meriam dan berulang meski tidak ajeg jeda waktunya. Boleh jadi bersumber dari longsoran bawah tanah. Longsoran yang dipicu deformasi batuan yang melampaui batas elastisitas batuan akan disertai pelepasan energi yang terdengar sebagai suara dentuman," kata Judhistira dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2020).
Advertisement
2. PVMBG: Dentuman Dini Hari di Depok dan Jakarta Bukan dari Gunung Anak Krakatau
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa dentuman keras yang terdengar di Jakarta hingga Depok, Jawa Barat bukan karena Gunung Anak Krakatau. Dentuman tersebut terdengar pada Sabtu (11/2/2020) dini hari tadi.
"Sampai sekarang Gunung Anak Krakatau memang masih erupsi, tapi terlalu jauh jika terdengar hingga Jakarta dan Depok," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Kasbani kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).
Bahkan menurutnya suara dentuman Gunung Anak Krakatau tidak terdengar di Pos Pantau PVMBG.
Pos pantau tersebut hanya berjarak 50 kilometer atau tepatnya di Pantai Carita, Banten.
3. 4 Gunung di Indonesia Erupsi Bersamaan, Ini Penjelasan PVMBG
Empat gunung terpantau erupsi, Sabtu, 10 April 2020. Dilihat dari peta Magma Indonesia, tampak Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Kerinci mengeluarkan magma.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Kasbani mengatakan, erupsi yang terjadi di Gunung Merapi sudah terjadi sejak kemarin, Jumat, 10 April kemarin.
Gunung Merapi yang erupsi pada 10 April 2020 pukul 09.10 WIB. Di laporkan, Merapi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 3.000 meter di atas puncak atau 5.968 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi ± 1 menit 43 detik.
Sementara, Gunung Anak Krakatau juga erupsi sejak kemarin malam, pukul 22.35 WIB. Erupsi Gunung Anak Krakatau melontarkan kolom abu hingga 500 m di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi ± 38 menit 4 detik.
Advertisement