Demi Selamatkan Karier, 5 Pemain Top Ini Kabur ke Liga Tiongkok

Berikut ini beberapa pesepak bola yang memilih tampil di Liga Tiongkok demi menyelamatkan kariernya.

oleh Faozan Tri Nugroho diperbarui 12 Apr 2020, 13:00 WIB
Oscar (AFP/Hector Retamal)

Jakarta - Stagnasi merupakan masalah yang biasa terjadi dalam segala bidang kehidupan, termasuk sepak bola. Berbagai macam faktor bisa membuat seorang pesepak bola merasa tidak berkembang saat memperkuat suatu klub.

Pertama, adanya beda persepsi dengan pelatih yang biasanya menjadikan seorang pemain akan diparkir dalam timnya.

Kemudian, masuknya pemain baru biasanya juga bisa menyebabkan seorang pemain harus banyak menghabiskan waktunya sebagai pemain pelapis atau cadangan.

Kondisi tersebut tentunya akan berimbas pada seorang pemain. Tidak hanya itu, banderol seorang pemain juga bisa turun karena jarang mendapatkan kesempatan bermain.

Untuk mengantisipasi hal tersebut para pesepak bola biasanya memilih hijrah ke klub lain Eropa, atau liga lain yang persaingannya tak seketat lima liga top Eropa. Selain itu, ada pula yang memutuskan hengkang ke klub luar Benua Biru.

Biasanya para pemain sepak bola top memilih kompetisi di luar Eropa seperti MLS (Major League Soccer) di Amerika Serikat.

Namun, ada pula yang bermain di Liga Tiongkok demi menyelamatkan karier. Apalagi, belakangan kontestan Liga Super China kerap menawarkan gaji tinggi bagi pemain-pemain top.

Siapa saja pesepak bola yang pilih kabur ke Tiongkok? Berikut ini Bola.com merangkum dari Squawka, lima pemain yang kabur ke Tiongkok demi selamatkan karier:


Renato Augusto

(AFP Photo/Christophe Simon)

Renato Augusto tampil tak konsisten selama empat musim memperkuat Bayern Leverkusen. Kondisi tersebut membuatnya kembali ke Brasil untuk memperkuat Corinthias.

Setelah mengalami empat musim yang tidak mengesankan bersama Corinthias, Renato Augusto memilih hengkang ke klub China, Beijing Guoan.

Bersama Beijing Guoan, Renato Augusto perlahan menunjukkan kualitasnya. Hal tersebut ternyata membuatnya masuk Timnas Brasil dan sudah mencatatkan 12 penampilan.


Paulinho

(AFP/Toshifumi Kitamura)

Nama Paulinho mungkin tidak terdengar asing di telinga para pencinta sepak bola. Didatangkan dengan banderol tinggi oleh Tottenham Hotspur, Paulinho tampil tak sesuai ekpektasi.

Performa Paulinho justru melorot. Bahkan, Paulinho harus kehilangan tempat di Timnas Brasil. Kondisi tersebut langsung membuat Paulinho hengkang ke klub China, Guangzhou Evergrande.

Paulinho didatangkan Guangzhou dengan banderol 11,9 juta pounds. Penampilan apiknya membuat Barcelona rela mengeluarkan 40 juta pounds untuk memboyong Paulinho.

Namun, saat bermain untuk El Barca, performa Paulinho tidak terlalu impresif. Satu tahun kemudian, Paulinho dipinjamkan ke klub lamanya, Guangzhou Evergrande, hingga kembali dipermanenkan.


Odion Ighalo

Odion Ighalo

Odion Ighalo merupakan satu di antara pemain impresif di Premier League 2015-2016 saat memperkuat Watford. Kala itu, Ighalo mampu mengukir 14 gol dalam 223 pertandingan.

Namun, pada musim berikutnya, performa Ighalo turun drastis. Ighalo hanya mencetak dua gol dalam 32 laga.

Setelah kehilangan tempat bersama Watford, Ighalo memilih pindah ke klub China, Changchun Yatai, demi menyelamatkan karier pada 2017. Hal tersebut terbukti, Ighalo mampu mengemas 46 gol dari 74 pertandingan.

Performa apiknya tersebut ternyata diketahui Manchester United, yang langsung meminjamnya pada awal musim ini. Bersama Setan Merah, Ighalo sudah mencetak tiga gol dari tiga laga.


Papiss Cisse

Papiss Cisse

Papiss Cisse tampil mengesankan pada awal kariernya bersama Newcastle United. Saat itu, Cisse mampu mencatatkan 13 gol dari 14 laga di Premier League.

Namun, selama empat musim berikutnya, Cisse justru hanya mencetak 24 gol. Penurunan performa tersebut membuat Cisse kehilangan tawaran dari klub-klub Eropa, terutama Premier League.

Beruntung, klub asal China, Shandong Luneng, langsung menggaetnya. Bersama Shandong Luneng, pemain asal Senegal itu bisa mengemas 18 gol dalam 34 pertandingan.

Catatan tersebut cukup buat Papiss Cisse kembali ke Eropa untuk memperkuat klub asal Turki, Alanyaspor, pada 2018.


Oscar

(AFP/Justin Tallis)

Nama Oscar mungkin dikenal setelah memperkuat Chelsea pada durasi 2012 hingga 2016. Bersama the Blues, Oscar mempu mempersembahkan dua trofi Premier League, Piala Liga Inggris dan Liga Europa masing-masing satu kali.

Tak hanya itu, Oscar juga menyumbang 38 gol dan 37 assist dari 203 penampilan di berbagai ajang. Namun, pada era pelatih Antonio Conte, Oscar seolah kesulitan masuk skuad utama.

Kemudian, Oscar yang baru berusia 25 tahun, secara mengejutkan menerima pinangan klub asal China, Shanghai SIPG, dengan banderol 60 juta pounds.

Alhasil, banyak yang menyangka pemain asal Brasil itu hijrah ke Asia, yang disebut hanya untuk uang semata.

Selama tiga masim berkostum Shanghai SIPG, Oscar berkontribusi menyumbang dua gelar, yakni Chinese Super League 2018 dan Chinese FA Cup Super Cup 2019. Selain itu, Oscar juga telah membukukan 39 gol dan 66 assist dari 123 pertandingan di semua ajang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya