PGI: Pembatasan Kegiatan di Gereja untuk Cegah COVID-19 Tak Hilangkan Makna Paskah

PGI menjelaskan bahwa sikap abai akan anjuran untuk mencegah COVID-19 justru berlawanan dengan iman Paskah bermakna kehidupan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Apr 2020, 12:45 WIB
Ilustrasi salib Paskah. (Sumber Pixabay/geralt untuk ranah publik)

Liputan6.com, Jakarta Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengatakan bahwa adanya pembatasan kegiatan di gedung gereja demi mencegah penyebaran COVID-19, tidak serta merta membuat perayaan Paskah menjadi tak bermakna.

"Apakah dengan begitu, keceriaan perayaan Paskah menjadi tak bermakna bagi kita? Tidak juga," kata Sekretaris Umum PGI Pendeta Jacky Manuputty dalam konferensi persnya di Jakarta pada Minggu (12/4/2020).

Jacky mengatakan, perayaan Paskah berarti merayakan kebangkitan Kristus. Jika perayaan bersama kerumunan umat membuat masyarakat terancam, maka tindakan ini dinilai berlawanan dengan berita Paskah itu sendiri, yaitu berita tentang kehidupan.

Lebih lanjut Jacky mengatakan bahwa, kebangkitan Yesus Kristus lewat kuasa Roh Kudus harus disambut dengan terus memperjuangkan, merawat, dan memberikan kehidupan.

"Komitmen untuk merawat dan memberikan kehidupan ini mengakar kuat pada identitas kita bukan hanya sebagai umat kebangkitan namun juga umat berpengharapan," kata Jacky.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Sikap Abai Berlawanan dengan Iman Paskah

Umat kristiani melaksanakan ibadah Jumat Agung Pekan dari rumah dengan menggunakan panduan daring yang disiapkan pihak gereja di Jakarta, Jumat (10/4/2020). Pelaksanaan Jumat Agung secara daring ini karena rumah ibadah ditutup sementara guna mencegah penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Jacky menjelaskan, identitas ini harus terwujud secara nyata di dalam keberanian iman untuk melawan pandemi COVID-19.

Sikap iman dan harapan ini diwujudkan dalam cinta kasih, salah satunya dengan menaati anjuran pemerintah untuk tetap berdiam diri di rumah demi memutus rantai penyebaran virus corona.

Usaha ini terlihat pada gereja dengan mengubah cara masyarakat yang biasanya berkumpul di gedung gereja dengan beribadah hanya bersama keluarga.

"Dengan melakukan anjuran pemerintah dan otoritas medis itu, kita menerjemahkan iman Paskah yang merawat dan memberikan kehidupan."

"Sebaliknya sikap abai pada usaha-usaha itu, justru menjadikan kekristenan dan gereja sebagai ancaman atas kehidupan. Dengan demikian, berlawanan dengan iman Paskah," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya