Cegah Corona COVID-19 Melonjak, Pakar Minta Warga AS Lanjut Karantina

Pakar kesehatan Dr. Anthony Fauci minta karantina AS dilanjutkan agar kasus Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat tak kian melonjak.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2020, 09:57 WIB
Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pakar kesehatan Gedung Putih meminta agar karantina Amerika Serikat (AS) terus dilanjutkan supaya kasus Virus Corona (COVID-19) tidak kembali melonjak. Saat ini kasus di AS adalah yang tertinggi di dunia dengan lebih dari setengah juta kasus. 

Dr. Anthony Fauci mengingatkan adanya “risiko sangat besar” perebakan Virus Corona yang semakin merajalela jika Amerika terlalu cepat mencabut kebijakan tinggal di rumah dan mengaktifkan bisnis dengan pertimbangan kehidupan sudah mulai normal kembali pada 1 Mei, sebagaimana yang dipertimbangkan Presiden Donald Trump.

Dilansir VOA Indonesia, Senin (13/4/2020) Fauci dalam wawancara di stasiun televisi CNN mengatakan kebijakan tinggal di rumah yang akan berakhir pada 30 April, dan menghidupkan kembali perekonomian sebagaimana rekomendasi pemerintah dengan tetap menjaga jarak atau social distancing, “tidak seperti saklar lampu yang mudah dinyalakan dan dimatikan.”

Dr. Fauci adalah  Direktur Institut Nasional AS untuk Alergi dan Penyakit Menular. Ia dan dokter militer Deborah Birx dipercaya Presiden Donald Trump dalam koordinasi melawan Virus Corona di AS.

Ia menyampaikan harapannya agar “setidaknya dalam satu atau lain cara” Amerika akan kembali pulih dan kegiatan rutin sehari-hari akan kembali berjalan bulan depan, tetapi menambahkan bahwa di berbagai bagian Amerika hal ini akan berbeda.

Fauci menegaskan bahwa hal ini akan tergantung pada jumlah kasus COVID-19 di komunitas masyarakat tertentu dan apakah hasil tes menunjukkan bahwa sebagian besar mayoritas masyarakat tidak terjangkit.

Dengan kehati-hatian itu pun, tambah Fauci, “kita tahu orang-orang tetap akan bisa tertular. Ini realitanya.”

Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Amerika menembus angka 20.000 orang, jumlah tertinggi di seluruh dunia. Sementara jumlah kasus penderita mencapai 534.000 orang. Model perebakan Virus Corona yang digunakan pakar-pakar kesehatan di Amerika memperkirakan hingga Juli nanti akan ada 60.000 orang atau lebih yang meninggal.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Korsel Hajar Virus Corona COVID-19, 70 Persen Pasien Sembuh

Petugas medis berpakaian pelindung mengambil sampel dari pengemudi di layanan "drive-thru" di Goyang, Korsel, 1 Maret 2020. Selain permintaan melonjak dan efisiensi waktu, layanan ini bisa meminimalisasi penularan virus Corona COVID-19 saat berada di ruang tunggu klinik atau RS. (AP/Ahn Young-joon)

Korea Selatan masih terdepan dalam penangangan Virus Corona (COVID-19). Total kasus baru di negeri K-Pop itu juga menunjukan tren penurunan dan angka sembuhnya tinggi. 

Per Minggu (12/4/2020), otoritas kesehatan Korea Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan 32 kasus saja. Total kini ada 10.512 kasus Virus Corona dan 7.368 pasien sembuh, demikian seperti dikutip dari AP News.

Maka, secara persentase 70 persen pasien virus ini sembuh di Korsel, sementara yang meninggal adalah 2 persen. Ini berarti persentase kematian di Korsel lebih rendah dari rata-rata dunia yakni sekitar 6 persen.

Data situs resmi CDC Korsel menunjukan hari ini ada penambahan 3 kasus meninggal di Korsel, sementara angka sembuh 125 orang. Hingga kini, ada 490 ribu orang yang sudah dites Virus Corona baru di Korsel.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Ganglip berkata penurunan jumlah kasus baru di negaranya berkat social distancing yang sukses. Meski begitu, ia meminta masyarakat jangan melonggarkan kewaspadaan.

CDC Korsel menampilkan data Virus Corona dengan transparan dan sederhana sehingga gampang dilihat oleh masyarakat seluruh dunia. Persentase pasien di tiap daerah juga tersaji dengan baik.

Di situs CDC, kasus tertinggi di Korsel berasal dari Daegu yakni 64,84 persen. Kasus di ibu kota Seoul sebanyak 5,73 persen dan di Busan 1,2 persen.

Kasus impor Virus Corona di Korsel juga mengalami kenaikan. Tercatat, ada total 376 kasus atau 3,58 persen yang terdeteksi di bandara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya