Indonesia Terancam Alami Krisis Jumlah Petani dalam 10 Tahun Mendatang

Saat ini keadaan pertanian Indonesia mengalami penurunan dalam segi pelaku petaninya.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Apr 2020, 11:15 WIB
Rumah tangga usaha pertanian di Kota Batu terus menurun dari tahun ke tahun (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini keadaan pertanian Indonesia mengalami penurunan dalam segi pelaku petaninya. Jika terus begitu, maka 10 tahun yang akan datang Indonesia akan mengalami krisis petani, karena petani-petani di Indonesia umurnya sudah mendekati umur kurang produktif.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, melalui keterangan virtual video, Senin (13/4/2020).

Oleh karena itu pihaknya dibawah Kementerian Pertanian menetapkan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) yang berjumlah 67 orang dari berbagai provinsi di Indonesia.

Diketahui untuk DPM berusia 19-39 tahun yang menekuni bidang pertanian dari hulu ke hilir dan adaptif dengan perubahan teknologi dan informasi, dan DPA di atas 39 tahun yang memiliki kemampuan pioner di bidang agribisnis.

“Dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk memajukan pertanian Indonesia secara modern dan berorientasi ekspor agar Indonesia menjadi negara agraris yang mandiri pangan,” ujarnya.

Dia mengeluhkan karena jumlah pertanian milenial yang umurnya 19-39 tahun mengalami penurunan setiap tahunnya. Bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah petani milenial yang umurnya 19-39 tahun itu menurun terus, untuk contoh seperti tahun 2017 ke tahun 2018 ada penurunan kurang lebih 415 ribu petani milenial. oleh karena itu, ia mengatakan hal tersebut menjadi tantangan untuk meningkatkan petani-petani milenial.

“Pentingnya duta pertanian mienial DPM dan Andalan DPA khusus ditengah wabah covid 19. Jadi ternyata petani milenial itu gak nyampe 10 persen dari total petani kita yang berjumlah 33,4 juta petani dan sebagian lagi sudah masuk usia tua, nah itulah permasalahan kita,” ujarnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Kurang Produktif

Total luas sawah Kabupaten Lampung Selatan yang bakal masuk LP2B geospasial seluas 36.052 hektar dari luas lahan sawah Lampung Selatan 45.575 hektar.

Sementara itu, saat ini petani-petani di Indonesia umurnya sudah mendekati kurang produktif dan umurnya banyak yang mendekati umur 56-60 tahun, dan ini fase kurang produktif, sementara penambahan petani muda masih tersendak.

Padahal yang namanya pembangunan pertanian di zaman modern apalagi di era 4.0, petani milenial itu mutlak, karena  mereka pasti melek teknologi, dan cerdas.

Oleh karena itu regenerasi itu mutlak harus dilakukan, mau tidak mau,  suka tidak suka, mampu tidak mampu harus meregenerasi petani kepada petani milenial dan petani andalan, karena merekalah yang paling berperan dalam pembangunan pertanian Indonesia ke depan.

"Sekarang generasi muda sudah mulai nampak kontribusinya pada pembangunan pertanian, karena memang petani milenial dan petani andalan berperan penting dalam peningkatan generasi muda, selain itu mereka sebagai pelopor dan contoh kepada generasi muda yang lain agar terjun kepertanian, khususnya agribisnis,” pungkasnya.    

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya