WHO Selidiki Kasus Pasien COVID-19 Sembuh Namun Kembali Positif Virus Corona

WHO pada 11 April mengatakan bahwa mereka akan mencari tahu dan menyelidiki kasus positif dari pasien Corona COVID-19 yang awalnya dites negatif.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Apr 2020, 12:44 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang menyelidiki laporan adanya pasien Virus Corona COVID-19 yang awalnya telah pulih atau negatif namun menjadi positif beberapa hari kemudian. 

Juru bicara WHO mengatakan, "Kami mendapatkan laporan terkait orang-orang yang dites negatif untuk COVID-19 menggunakan pengujian PCR (reaksi rantai polimerase) dan kemudian hasil berujung positif setelah beberapa hari," seperti dikutip dari Science Alert, Senin (13/4/2020). 

Korea Selatan melaporkan pada 10 April, ada 91 pasien Virus Corona COVID-19 yang mereka yakini telah pulih dari penyakit namun kembali positif.

Sementara di Brunei, Kementerian Kesehatan menemukan adanya satu pasien yang telah pulih namun kembali positif Virus Corona jenis baru setelah 12 hari.

Pedoman WHO mengenai manajemen klinis menyarankan bahwa sebelum dipulangkan dari rumah sakit, pasien Corona COVID-19 yang pulih secara klinis harus melalui tes negatif untuk virus itu sebanyak dua kali, dengan tes yang dilakukan setidaknya 24 jam terpisah. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Kasus di Korea Selatan

Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Para pejabat kesehatan Korea Selatan mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan epidemiologis untuk mengetahui apa yang terjadi dibalik adanya kasus positif yang kembali terjadi itu. 

Bloomberg melaporkan pernyataan dari Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, Jeong Eun-kyeong, yang mengatakan bahwa virus itu mungkin telah "aktif kembali" pada pasien. 

Direktur Jeong Eun-kyeong juga mengatakan, "Sementara kami lebih menekankan pada reaktivasi sebagai kemungkinan penyebabnya, kami sedang melakukan studi komprehensif tentang ini."

"Ada banyak kasus ketika seorang pasien selama perawatan akan dites negatif lalu dites positif pada hari lainnya," menurut pernyataan itu. 

Kelonjakan dilaporkan terjadi pada jumlah pasien yang diyakini telah sembuh dari Corona COVID-19 tetapi kemudian dites positif dari 51 orang pada 6 April menjadi 91 pada 10 April.

Tak lama setelah itu, WHO lalu mengumumkan juga akan melihat kasus Corona COVID-19 serupa yang terjadi baru-baru ini di Korea Selatan.

Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara WHO mengatakan, "Kami berhubungan erat dengan para ahli klinis kami dan bekerja keras untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kasus-kasus individu. Penting untuk memastikan bahwa ketika sampel dikumpulkan untuk pengujian pada pasien yang termasuk suspect, prosedur diikuti dengan benar."

Penelitian saat ini menunjukkan bahwa pasien dengan Corona COVID-19 ringan mengalami periode sekitar dua pekan antara timbulnya gejala dan pemulihan klinis, menurut WHO. Namun masih belum ada faktor yang jelas mengenai bagaimana pasien bisa kembali positif setelah mereka diyakini telah pulih.

Dalam pernyataannya, Juru Bicara WHO juga menambahkan, "Karena COVID-19 adalah penyakit baru, kami membutuhkan lebih banyak data epidemiologis untuk menarik kesimpulan."

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya