Liputan6.com, Mekkah - - Pemerintah Makkah melakukan kampanye bagi-bagi daging untuk kalangan yang terdampak berat lockdown akibat Virus Corona (COVID-19). Total ada 150 ribu kilogram daging yang dialokasikan.
Dilaporkan Arab News, Senin (13/4/2020), kampanye ini dibuat oleh Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faisal dan didukung Grup Bank Pembangunan Islami. Program juga melibatkan badan Adahi yang mengurus pembagian daging selama ibadah haji.
Baca Juga
Advertisement
Dr. Bandar Al-Hajjar yang memimpin Grup Bank Pembangunan Islami dan Adahi berkata proyek ini akan membagikan daging ke keluarga yang terdampak akibat karantina melawan Virus Corona (COVID-19) di Makkah.
Kegiatan ini adalah kegiatan kolaborasi antara pemerintah, badan amal, serta kelompok masyarakat.
Seperti diketahui, Makkah, Madinah, Jeddah, dan Riyadh sedang mengalami karantina. Gerakan masyarakat di luar rumah dibatasi demi mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19).
Daging diberikan langsung ke para keluarga. Selain itu, ada juga daging yang diberikan ke badan amal untuk dimasak supaya bisa diteruskan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dalam sehari, badan amal bisa menyediakan hingga 2.000 hidangan.
Berdasaran peta Johns Hopkins University, ada 4.462 kasus Virus Corona di Arab Saudi dan 59 pasien meninggal dunia dan lebih dari 700 orang pulih. Kasus di Arab Saudi tak hanya lokal, melainkan dari ekspatriat.
Pada 12 April kemarin, Raja Salman juga memperpanjang masa lockdown yang membatasi di Arab Saudi. Kebijakan ini berlaku hingga ada pengumuman selanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Selama Pandemi Corona COVID-19, Arab Saudi Tangguhkan Tarawih Berjemaah Ramadan
Salat tarawih berjemaah selama bulan suci Ramadan tahun ini di masjid-masjid Arab Saudi kemungkinan bakal ditiadakan. Demikian menurut informasi dari Saudi Ministry of Islamic Affairs, Dawah and Guidance atau Kementerian Urusan Islam Saudi, Dawah dan Bimbingan Saudi.
Menurut laporan koran Al Riyadh, Menteri Urusan Islam Saudi Abdul Latif Al Sheikh mengatakan bahwa salat harus dilakukan di rumah jika situasinya tetap sama masih dalam pandemi Virus Corona COVID-19 di negara tersebut.
"Penangguhan salat lima waktu sehari di masjid lebih penting daripada penangguhan salat tarawih. Kami meminta Allah SWT untuk menerima salat tarawih baik di masjid atau rumah dan melindungi umat manusia dari epidemi yang melanda seluruh dunia," katanya lagi seperti dikutip dari Khaleej Times, Senin (13/4/2020)
Penangguhan sementara waktu salat di masjid dilaksanakan sebagai tindakan pencegahan oleh otoritas Saudi untuk mencegah penyebaran Virus Corona jenis baru di negara kerajaan tersebut.
Selain itu, Al Sheikh mengatakan bahwa salat jenazah untuk mereka yang meninggal juga harus dilakukan hanya oleh lima hingga enam orang dan ibadah lainya dilakukan di rumah.
Advertisement