Liputan6.com, Jakarta - Akibat pandemi corona COVID-19, cuti bersama yang rencananya ditambah selama musim lebaran 2020, akhirnya digeser ke akhir tahun. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengajak para pelaku industri pariwisata untuk menyiapkan paket liburan akhir tahun.
"Perubahan cuti bersama Idul Fitri 2020 ini harus benar-benar diantisipasi masyarakat untuk tidak bepergian atau mudik saat lebaran nanti dan menggantinya di akhir tahun. Fokus pemerintah di masa tanggap darurat ini adalah penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19," kata Wishnutama dalam rilis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin, 13 April 2020.
Sementara, ia menyebut pemerintah juga akan mempersiapkan rencana dan langkah dalam mendukung program yang menggeser cuti bersama Idul Fitri 1441 H ke akhir tahun nanti. Pergeseran libur bersama ke akhir tahun dilakukan dengan pertimbangan bahwa di akhir tahun, pandemi COVID-19 diperkirakan telah tertangani dengan baik.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, akhir tahun juga merupakan masa liburan sekolah dan memberikan waktu pada keluarga untuk memiliki waktu yang cukup dalam merencanakan liburan. Kemenparekraf/Baparekraf bakal mengutamakan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dalam masa pemulihan (recovery) setelah pandemi COVID-19 dinyatakan selesai oleh pemerintah.
Wishnutama mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf akan menjalin kerja sama dengan industri/asosiasi serta masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan menyiapkan berbagai program yang dapat dimanfaatkan masyarakat di libur akhir tahun nanti.
"Saya berharap, bergesernya liburan ke akhir tahun bersamaan dengan berakhirnya pandemi ini sehingga dapat membantu industri pariwisata yang terdampak untuk bangkit kembali," kata Wishnutama.
Perubahan cuti bersama 2020 tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 391/2020, Nomor 02/2020 dan Nomor 02/2020 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri PANRB Nomor 728/2019, Nomor 213/2019, dan Nomor 01/2019 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2020.
Ketetapan dalam SKB antara lain menggeser cuti bersama Idul Fitri 1441 H, yang semula ditetapkan 26 - 29 Mei 2020 digeser ke 28 - 31 Desember 2020. Sementara, libur Hari Raya Idul Fitri tetap pada 24-25 Mei 2020 serta tambahan cuti bersama pada hari libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW pada 28 Oktober 2020.
3 Tahapan Pemulihan
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan ke situasi normal mulai dari masa tanggap darurat, masa pemulihan, dan masa normalisasi terhadap pariwisata.
"Masa tanggap darurat itu akan berakhir pada 29 Mei 2020," ujar Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI Hari Santosa Sungkari dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) Jawa Barat, Selasa, 31 Maret 2020.
Setelah masa tanggap darurat, lanjut Hari, akan ada masa pemulihan yang berlangsung mulai Juni hingga Desember 2020. Sementara, masa normalisasi akan berlangsung pada Januari hingga Desember 2021.
"Sudah banyak ahli yang membicarakan tentang itu. Skenario pertama kami berpikir bahwa masa tanggap darurat akan berakhir pada April, ada juga yang hingga Mei 2020. Sekarang, kami lebih optimis pada Juni 2020," jelas Hari.
Saat masa pemulihan nanti, kata Hari, Kemenparekraf bertugas memberi kesan pada dunia bahwa Indonesia itu aman dan sehat. Dalam masa itu juga harus berupaya untuk mengurangi mereka yang terinfeksi virus corona dan juga menyiapkan destinasi-destinasi wisata dengan berbagai SOP agar saat wisatawan datang sudah steril.
"Jadi, harus memberi kesan bahwa tempat yang mereka kunjungi itu steril, aman, dan sehat. Semoga nanti kita mulai dengan usaha Nusantara," kata Hari.
Hari menambahkan, kapan pandemi corona COVID-19 akan berakhir sangat tergantung pada menurunnya tingkat mereka yang terinfeksi virus tersebut. Ia berharap tidak ada arus mudik yang besar, sehingga bisa penyebaran itu bisa dilokalisir. Dengan begitu, pariwisata bisa kembali bergerak.
Wishnutama juga memprediksi situasi dunia pariwisata Indonesia diperkirakan bakal kembali normal sebelum 2022. Namun, tantangannya terletak pada mengembalikan kepercayaan traveler untuk kembali bertualang.
Advertisement