Liputan6.com, Jakarta - Google mengkonfirmasi, pihaknya akan menggunakan toko aplikasi mereka Google Play untuk memperbarui ponsel Android dengan sistem pelacakan kontak (tracking) Covid-19.
Sekadar informasi, sistem tracking Covid-19 ini merupakan sistem yang kini tengah dikembangkan bersama dengan Apple.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip laman The Verge, Selasa (14/3/2020), sejauh ini update software tracking Covid-19 baru akan tersedia di Android versi 6.0 Marshmallow atau yang lebih tinggi.
Untuk itu, Google mesti memastikan update tracking Covid-19 ini tersedia pada lebih banyak smartphone Android.
Google memutuskan untuk menghadirkan update lewat Google Play lantaran toko aplikasi ini merupakan satu-satunya sistem yang bisa diandalkan untuk menghadirkan pembaruan software ke Android, secara tepat waktu.
Sementara, pembaruan sistem operasi penuh sering mendapatkan penundaan dari produsen smartphone.
Diterapkan Dalam Dua Tahap
Menurut Google, sistem update ini akan diterapkan secara dua tahap. Pertama, kerangka kerja pelacakan kontak Bluetooth melalui API dan digulirkan mulai bulan depan.
Sementara tahap, API dikembangkan ke sistem operasi (OS). Perusahaan menyebut, tahap kedua akan tiba dalam beberapa bulan mendatang.
Masalahnya, tidak semua perangkat Android bakal mendapatkan update ini, terutama untuk smartphone Android yang beroperasi di Tiongkok.
Pasalnya di smartphone Android di Tiongkok tak dilengkapi dengan layanan Google Play. Begitu juga dengan smartphone Huawei yang dijual di seluruh dunia setelah kerja sama dengan Google dihentikan oleh Amerika Serikat.
Advertisement
Bagaimana dengan Android yang Beroperasi Tanpa Google Play?
Google tidak diperbolehkan menyuntikkan software ke Huawei. Artinya, Google tidak bisa menghadirkan update software ke smartphone Huawei, termasuk Chrome dan Gmail.
Nah, untuk smartphone yang memiliki kendala di atas, Google akan menerbitkan kerangka kerja yang bisa digunakan di perusahaan-perusahaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mereplikasi sistem pelacakan anonim yang aman yang akan dikembangkan oleh Google dan Apple.
Selanjutnya, tergantung pada vendor seperti Huawei, Xiaomi, atau vendor smartphone Tiongkok lainnya untuk memutuskan akan memakai sistem tersebut atau tidak.
(Tin/Ysl)