Bali Bentuk Tim Percepatan Pemulihan Dampak Corona COVID-19

Tujuannya untuk membuat skema kebijakan yang tepat

oleh Dewi Divianta diperbarui 14 Apr 2020, 18:30 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bergerak cepat membentuk Tim Percepatan Pemulihan Dampak COVID-19. Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace ditunjuk sebagai ketua. Nantinya, tim akan memfokuskan perhatian pemulihan pada dua sektor yakni, pariwisata dan sektor ekonomi seperti UMKM, koperasi, sektor informal dan pedagang kecil.

Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku telah menetapkan kebijakan strategis bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada dua hal yang menjadi sorotannya yakni, dampak Virus Corona COVID-19 terhadap masyarakat dan dunia usaha.

"Terhadap masyarakat ini sedang dipetakan mana yang terdampak, berapa orang dan nantinya berbasis nama dan alamat jelas. Dipetakan juga sumber yang digunakan mereka yang terdampak," kata Koster di Denpasar, Selasa (14/4/2020).

Pertama, kata dia, akan dipetakan mereka yang telah menerima program Keluarga Harapan dari Kemensos. Kedua, juga dipetakan masyarakat yang telah menerima program Kemensos berupa bantuan sosial atau bansos.

"Ketiga dari Kemenaker yaitu dalam bentuk Kartu Pra Kerja. Itu dari APBN. Ini sedang dihitung berapa kapasitasnya yang terjangkau untuk Bali. Nanti berapa kebutuhannya, maka kekurangannya diprogramkan dari daerah," tuturnya.

Untuk program dari daerah, Koster membaginya menjadi beberapa sumber pendanaan. Pertama dari dana desa yang dikucurkan dari APBN. Kemudian juga dari dana desa adat yang bersumber dari APBD Bali, di mana masing-masing desa adat digelontor sebesar Rp300 juta. 

"Berikutnya kita akan gunakan APBD Provinsi untuk kebutuhan dasar seperti sembako kalau masih diperlukan. Ini sedang dihitung, dalam waktu dekat akan selesai. Jangka panjang tiga bulan ke depan kita bisa mengatasi kebutuhan masyarakat yang terdampak. Siapa saja mereka? Di antaranya adala sopir, tukang ojek, tukang parkir, pekerja yang di-PHK, tapi yang masuk kategori tidak mampu, kita akan data," ujarnya.

Selanjutnya, yang menjadi perhatian pemulihan adalah sektor pariwisata dan perekonomian. "Kita juga sedang petakan. Ada skema dari kementerian yaitu KUR. Berapa yang terjangkau dari KUR, berapa yang tejangkau kebijakan restrukturisasi BI dan relaksasi usaha dari OJK. Yang tidak terjangkau kita coba atasi dari skema pemda," tutur dia.

Menurut Koster, dibentuknya tim ini agar Bali memiliki skema yang pasti ketika krisis akibat Corona COVID-19 sudah berakhir. 

"Kita akan punya skema solid untuk diterapkan dan realistis diwujudkan. Kita akan lebih cepat bisa mengatasi dampak yang ditimbulkan ketika nanti COVID-19 sudah selesai. Tim ini kita minta lebih fokus, lebih terarah dan lebih tepat sasaran. Dampak terhadap perekonomian dapat kita kendalikan, sehingga tak terlalu buruk dampaknya. BI dan OJK akan membantu penuh pemulihan perekonoman Bali," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya