Liputan6.com, London - Para peneliti di perusahaan yang berbasis di Inggris untuk teknologi diagnostik Mologic Ltd tengah memvalidasi tes pendeteksi Virus Corona baru menggunakan nanopartikel emas. Alat itu disebut-sebut bahkan bisa mendeteksi Virus SARS-CoV-2 dalam kasus tanpa gejala.
Mengutip Al Arabiya, Selasa (14/4/2020), langkah itu dilakukan setelah menerima hibah sekitar satu juta poundsterling atau berkisar Rp 19 miliar dari pemerintah setempat, untuk membantu mempercepat penelitian dan mencapai target pengujian 25.000 orang per hari.
Advertisement
Tes antibodi menggunakan nanopartikel emas dalam strip tes yang mendeteksi biomarker Corona COVID-19, Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM), akan berinteraksi dengan antibodi yang tertanam dalam strip.
Ketika sampel --darah, serum atau plasma-- bergerak di sepanjang strip tes, biomarker Corona COVID-19 bersentuhan dengan antibodi dan melarang perubahan warna. Hasilnya akan terlihat pada garis uji. Cara yang sama seperti pada tes kehamilan.
Imunoglobulin adalah antibodi itu sendiri merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Ketika seseorang terinfeksi, seperti Corona COVID-19, imunoglobulin diproduksi, yang melekat pada virus dan mengaktifkan sisa sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan membersihkan virus.
IgM adalah imunoglobulin pertama yang diproduksi dan merupakan antibodi umum yang dapat mengikat berbagai jenis patogen. Kehadiran IgM merupakan indikator infeksi dini.
IgG adalah antibodi yang lebih terspesialisasi yang secara spesifik berikatan dengan virus SARS-CoV-2. Kehadiran IgG adalah indikator infeksi stadium lanjut (biasanya 7 hari atau lebih lama setelah infeksi).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hasil Keluar Dalam 10 Menit
Perusahaan mengatakan kit tersebut akan "memungkinkan pejabat kesehatan untuk menguji virus di rumah atau langsung ke masyarakat, memberikan hasil dalam 10 menit, tanpa perlu pelatihan khusus, listrik atau laboratorium."
Tes ini mampu mendeteksi infeksi Corona COVID-19 dalam kasus di mana pasien mungkin tidak menunjukkan gejala, atau di mana tes polymerase chain reaction (PCR) yang saat ini digunakan dapat memberikan hasil negatif palsu.
Perusahaan tersebut juga menambahkan bahwa setelah penilaian cepat di Inggris, teknologi baru itu akan dikirim ke mitra validasi global termasuk Institute Pasteur de Dakar di Senegal, La Jolla Institute for Immunology di Amerika Serikat, Wuhan Institute of Virology di China, University of Malaya di Malaysia, Institute for Health Science Research Germans Trias I Pujol (IGTP) di Spanyol, dan Oswaldo Cruz Foundation (Fiocruz) di Brasil.
Profesor Paul Davis, Co-Founder dan Chief Scientific Officer di Mologic mengatakan: "Setelah siap, tes ini akan memungkinkan diagnosis infeksi yang terjangkau, lebih akurat dan lebih awal, membatasi penyebaran penyakit."
Perusahaan ini bekerja dalam kemitraan yang erat dengan Institute Pasteur de Dakar untuk memvalidasi tes COVID-19 dan manufaktur di diaTROPiX, sebuah fasilitas baru di Senegal.
Advertisement