Cerita Kota Terpencil di Tiongkok yang Kini Jadi Garda Depan Lawan Corona COVID-19

Terhitung minggu lalu, kota di dekat perbatasan Rusia ini memberlakukan lockdown demi menekan penyebaran corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Apr 2020, 03:03 WIB
Ilustrasi Tenaga Medis Credit: pexels.com/VidalBalielo

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Suifenhe, kota terpencil di dekat perbatasan Rusia yang kini jadi garis depan dalam memerangi penyebaran virus corona baru di Tiongkok. Sementara banyak wilayah di Negeri Tirai Bambu melaporkan makin sedikit kasus COVID-19, pemandangan berbeda tampak di Suifenhe.

Melansir laman video South China Morning Post, Selasa, 14 April 2020, kota di bagian utara wilayah Tiongkok ini melaporkan 194 kasus impor disebut berasal dari Rusia. Alhasil, perbatasan pun kembali diperketat.

Patroli wilayah perbatasan ditambah frekuensinya, serta anjuran untuk mempraktikkan pola hidup bersih terus digalakkan di dalam kota. Pemeriksaan di perbatasan juga lebih intens sebagai tindakan preventif.

Sejak minggu lalu, kota berpopulasi 70 ribu orang tersebut telah memberlakukan lockdown demi memutus rantai penyebaran corona COVID-19. Pemeriksaan suhu tubuh terus dilakukan pada mereka yang keluar rumah demi memenuhi kebutuhan pokok.

Sementara, gedung kantor 13 lantai telah dialihfungsikan jadi rumah sakit berkapasitas 600 tempat tidur. Pada Senin, 13 April 2020, tercatat 98 dari 108 infeksi baru corona COVID-19 di seantero Tiongkok merupakan kasus impor.

Load More

Cabut Larangan Bepergian

Para penduduk berbelanja di sebuah pasar swalayan di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, pada 27 Januari 2020. Warga di Wuhan tetap menjalani kehidupan sehari-hari mereka saat upaya terus dilakukan untuk mengendalikan wabah coronavirus baru. (Xinhua/Xiong Qi)

Sejak akhir Maret 2020, beberapa wilayah sudah mencabut larangan bepergian seiring menurunnya laporan kasus corona COVID-19, hingga pada 8 April 2020, Wuhan sebagai pusat pandemi pun memberlakukan aturan serupa.

Kendati orang sudah mulai keluar rumah, dikatakan bahwa keseharian mereka masih jauh dari normal. Pasal, ketakutan datangnya gelombang kedua serangan virus SARS-CoV-2 masih erat membayangi.

Di tempat-tempat umum, orang masih mengenakan masker dan menjaga jarak satu sama lain. Bahkan, pemeriksaan suhu tubuh tetap dilakukan saat memasuki beberapa tempat publik, termasuk supermarket.


Saksikan Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya