Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 100 warga Korea Selatan yang sempat dinyatakan sembuh dari COVID-19 disebut kembali positif virus corona untuk kedua kalinya.
Yonhap News Agency melaporkan, Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC) menyatakan bahwa 116 pasien di negara tersebut didiagnosis positif COVID-19 kedua kalinya. 48 di antara mereka berada di Daegu.
Advertisement
Dikutip dari New York Post pada Selasa (4/14/2020), otoritas kesehatan setempat sedang mencoba menemukan kasus-kasus serupa yang kemungkinan mengarah pada sumber infeksi baru.
Jeong Eun-kyeong, pimpinan KCDC mengatakan bahwa pasien kemungkinan tidak tertular lagi. Dia berasumsi, mungkin saja virusnya aktif kembali setelah tidak aktif beberapa saat di tubuh pasien.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Virus Bisa Aktif Kembali?
Eun-kyeong mengatakan pada hari Senin pekan lalu bahwa tes dilakukan dalam waktu yang relatif singkat setelah pasien dinyatakan bersih. Sehingga, kecil kemungkinan mereka tertular lagi.
"Meskipun kami lebih menekankan re-aktivasi sebagai penyebab yang memungkinkan, kami sedang melakukan studi komprehensif tentang ini," katanya seperti dikutip dari Business Insider Singapore.
"Ada banyak kasus ketika seorang pasien selama perawatan akan teruji negatif di satu hari dan positif di hari lainnya."
Sebagian besar ahli berpikir bahwa tidak mungkin virus aktif kembali setelah periode dormansi. Hanya beberapa jenis yang melakukannya sebagai bagian dari siklus hidup mereka dalam sel, misalnya HIV dan herpes.
Keiji Fukuda, kepala Hong Kong University's School of Public Health mengatakan kepada Los Angeles Times bahwa kemungkinan, beberapa orang di Korsel memiliki fragmen-fragmen virus corona dalam tubuh mereka setelah pulih.
Fragmen ini bukan berarti pasien masih bisa menularkan atau mengalami sakit, namun mereka masih bisa dilihat dalam tes asam nukleat. "Tesnya mungkin positif, tetapi infeksinya tidak ada," kata Fukuda.
Advertisement
Kemungkinan Terkena Virus Corona Kedua Kali Kecil
Dalam kesempatan yang berbeda, Dr. Anthony Fauci selama wawancaranya dengan editor Journal of the American Medical Association mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang bisa terkena virus corona lebih dari sekali, paling tidak dalam waktu singkat.
"Apabila seseorang terinfeksi virus corona A dan kemudian terinfeksi ulang dengan virus corona, itu mungkin virus corona B. Namun saat ini, kami tidak berpikir bahwa itu bermutasi ke titik yang sangat berbeda," ujarnya.
Temuan ini terjadi saat Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun menyatakan akan mencabut beberapa aturan terkait pembatasan berkegiatan di laur rumah yang berlaku hingga 19 April.
"Kami membutuhkan pendekatan yang sangat hati-hati karena pelonggaran sosial secara dini dapat membawa konsekuensi yang tidak bisa diubah dan harus dipikirkan secara mendalam mengenai kapan dan bagaimana kita beralih ke sistem baru," kata Sye-kyun.