Ungkap Nama dan Alamat Pasien Jadi Salah Satu Cara Vietnam Bendung Corona COVID-19

Vietnam tak segan mengungkap identitas pasien Virus Corona (COVID-19). Tempat usaha yang didatangi si pasien disuruh tutup.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Apr 2020, 15:31 WIB
Ilustrasi: Pasien dan petugas medis memakai masker untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 di luar NYU Langone Medical Center, New York, Amerika Serikat, Senin (13/4/2020). Berdasarkan data Johns Hopkins University, total sudah menembus dua juta pasien. (AP Photo/John Minchillo)

Liputan6.com, Hanoi - Republik Sosialis Vietnam mengambil langkah drastis untuk menekan penyebaran Virus Corona (COVID-19). Tak tanggung-tanggung, identitas pasien dibuka secara transparan.

Hal itu diceritakan Duta Besar Republik Indonesia di Hanoi, Ibnu Hadi. Ia berkata pemerintah Vietnam bertindak tegas dan all-out dalam meredam penyebaran Virus Corona.

"Dalam hal penangangan kasus, saya lihat juga mereka all-out dalam pengertian sampai ke titik agak mencampuri urusan pribadi atau privacy. Jadi kalau ada satu kasus itu kita langsung tahu namanya siapa, alamatnya di mana, dia itu ke mana saja," ucap Dubes Ibnu Hadi kepada Liputan6.com pada teleconference, Senin 13 April 2020.

Dubes Ibnu Hadi melihat Vietnam mirip Singapura dengan cara mengungkap data perjalanan pasien Virus Corona. Perbedaannya adalah data pribadi turut dibuka kepada masyarakat, dan tempat usaha yang dikunjungi pasien itu mesti tutup dulu.

"Kita semua tahu di daerah sini ada penderita COVID-19. Jadi kelihatan dan di-list mereka ke mana saja. Jadi kalau dia ke supermarket, supermarketnya tutup. Kalau dia ke karaoke, karaokenya tutup. Kalau ke restoran, restoran ini tutup," ujar Dubes Ibnu Hadi.

Pemerintah Vietnam sudah ambil tindakan sebelum Hari Raya Imlek, ketika kasus Virus Corona di China baru mewabah. Faktor lain yang disorot Ibnu Hadi adalah koordinasi pemerintah yang cepat dan selalu mengikuti saran WHO.

Hingga kini, belum ada pasien Virus Corona yang dilaporkan meninggal di Vietnam. WNI pun diminta patuh aturan setempat.

"Saya anggap bahwa kebijakan yang didalami pemerintah Vietnam cukup baik," ucapnya. "Belum ada yang meninggal, sehingga selintas cukup baik, jadi kami pesankan ke WNI diikuti saja."

Terkait nasib WNI, Dubes Ibnu Hadi menegaskan tidak ada warga Indonesia yang terkena Virus Corona di Vietnam. Kondisi KBRI Hanoi juga beroperasi normal karena perwakilan diplomatik tak terimbas lockdown Vietnam.

Namun, penerbangan ke Vietnam sedang terganggu, sehingga ada WNI yang terjebak di negara itu. KBRI Hanoi pun memberikan akomodasi seperti tempat tinggal dan konsumsi hingga penerbangan kembali normal dan WNI bisa pulang ke Indonesia.

 

Untuk membaca wawancara lengkap bersama Dubes Ibnu Hadi, klik di sini.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kasus Virus Corona COVID-19 di Dunia Tembus 2 Juta

Petugas medis memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)

Total kasus Virus Corona (COVID-19) sudah menembus dua juta. Data itu berdasarkan informasi Center for Systems Science and Engineering oleh Johns Hopkins University. 

Dilaporkan ABC News, Selasa (14/4/2020), laju peningkatan kasus Virus Corona jenis baru itu sangatlah cepat. Pasalnya, baru awal April ini pasien COVID-19 mencapai 1 juta orang.  

Korban meninggal akibat Virus Corona jenis baru mencapai 118 ribu orang di seluruh dunia. Jumlah kematian tertinggi berada di Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol. 

Kasus di AS adalah yang tertinggi dengan 581 ribu kasus. Saat ini total orang yang dites Virus Corona baru di AS mencapai 2,9 juta orang.

Virus SARS-CoV-2 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China. Wuhan baru saja selesai lockdown dan China kini waspada terhadap warga asing yang berpotensi membawa virus ini ke negara mereka. 

Berdasarkan jumlah kasus, China kini tak masuk lima besar kasus infeksi Virus SARS-CoV-2 di dunia. Lima negara dengan kasus tertinggi adalah AS, Spanyol, Italia, Prancis, dan Jerman.

Meski demikian, intelijen AS meragukan kejujuran China dalam menyajikan data pasien Virus Corona jenis baru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya