YLKI Usul Pemerintah Beri Subsidi Pulsa Selama WFH

Masyarakat yang bekerja dari rumah menggantungkan produktivitas kepada koneksi internet.

oleh Athika Rahma diperbarui 14 Apr 2020, 14:07 WIB
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi (kanan) memberi keterangan terkait pelanggaran produk Viostin DS dan Enzyplex mengandung DNA Babi, Jakarta, Senin (5/2). BPOM RI juga telah mancabut nomor izin edar kedua produk tersebut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengusulkan agar pemerintah bisa memberikan subsidi di sektor telekomunikasi, terutama dalam penggunaan pulsa.

Hal itu dikarenakan masyarakat banyak yang bekerja dari rumah dan menggantungkan produktivitas kepada koneksi internet, sehingga tentu beban pulsa akan semakin membengkak.

"Selama pandemi ini, banyak orang yang kebutuhan pulsanya meningkat. Pengeluaran rumah tangga meningkat, padahal pendapatan menurun," ujar Tulus dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Lebih lanjut, subsidi pulsa ini dapat dicanangkan dengan kerjasama bersama operator telekomunikasi serta dapat diberikan kepada pelanggan listrik yang tidak mendapatkan subsidi sebelumnya supaya adil dan merata.

Bukan cuma masyarakat miskin, masyarakat mampu yang terdampak juga mengalami pembengkakan pengeluaran sehingga opsi subsidi pulsa mungkin bisa menjadi alternatif lain untuk meringankan beban mereka.

"Dengan adanya Covid-19 ini banyak gologan terdampak, mau miskin atau tidak miskin itu terkena. Jadi bagi masyarakat yang belum dapat subsidi listrik bisa dapat subsidi pulsa," ujarnya.

Tulus juga mengingatkan agar pemerintah menjaga pasokan energi terutama listrik dan LPG agar tidak mengalami kelangkaan di pasar yang menyebabkan harga naik. Selain itu, evaluasi kebijakan energi juga harus terus dilakukan karena pandemi Corona masih berlangsung dan tidak dapat diprediksi kapan selesainya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


PGN Jamin Aliran Gas ke Pembangkit agar Listrik Tak Padam Saat WFH

Warga memasak menggunakan jaringan gas PGN rumah tangga di Rusunawa Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan industri kecil untuk meningkatkan pemanfaatan gas domestik serta menekan penggunaan LPG. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memastikan pasokan gas bumi ke sektor kelistrikan akan tetap aman, selama masa pandemi virus Corona (COVID-19) di berbagai wilayah di Indonesia.

Kepastian pasokan agar aktivitas masyarakat tetap berjalan normal di tengah pembatasan aktivitas sosial atau social distancing dan kegiatan bekerja dari rumah atau work form home (WFH).

Direktur Komersial PGN, Dilo Seno Widagdo menjelaskan, selama Januari sampai dengan Maret 2020 PGN telah memasok gas bumi ke berbagai pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) dengan rata-rata volume pemakaian sebesar 331 BBTUD. Total pasokan gas tersebut mampu menghasilkan tenaga listrik sebanyak 1.600 Mega Watt (MW).

"Kami akan mengoptimalkan pasokan gas baik dari jaringan pipa seperti SSWJ maupun infrastruktur FSRU dari Nusantara Regas dan PT Perta Arun Gas (PAG) dengan total dukungan sekitar 2.100 MW. Selain itu, kami juga menyiapkan cadangan dengan penyediaan LNG yang siap untuk memasok kebutuhan PLN dan sektor kelistrikan lainnya," jelas Dilo di Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Selama ini, PLN menyerap sekitar 41 persen dari total penyaluran gas bumi PGN per hari. Dengan kehandalan gas bumi yang terbukti ramah lingkungan, efisien dan sumber yang masih banyak di dalam negeri, pemanfaatan gas bumi ke sektor kelistrikan ini merupakan upaya untuk memperkuat ketahanan nasional.

"Apalagi selama satu dekade terakhir, harga gas bumi terbukti stabil dan efisien," tutur Dilo.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutam menambahkan, dalam masa pandemi COVID-19,PGN telah memiliki protokol dan mekanisme kerja, untuk memastikan setiap aktivitas operasi tidak terganggu.

Protokol kerja itu juga sesuai dengan upaya pencegahan dan penanganan meluasnya wabah COVID-19 di lingkungan kerja PGN sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Dalam situasi ini, pemerintah telah mengintruksikan untuk lebih banyak beraktivitas di rumah seperti bekerja, belajar, dan beribadah. Hal ini akan membuat kebutuhan listrik masyarakat di rumah akan meningkat. Maka dari itu, PGN berupaya untuk memastikan kehandalan pasokan energi bahan bakar untuk pembangkit listrik, sejalan dengan PLN yang siap siaga menjaga pasokan listrik dan menerapkan standar yang lebih tinggi pada penyediaan listrik,” papar Dilo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya