Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut bahwa pendapatan asli daerah (PAD) di seluruh Indonesia akan terperosok akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Bahkan, dia memperkirakan Pulau Jawa akan mengalami tekanan paling dalam, sementara di luar itu masih rendah tingkat pelemahannya.
Advertisement
"Saya juga paham pemerintah daerah akan menghadapi tekanan, PAD mereka mungkin akan turun. Untuk Pulau Jawa jauh lebih tajam, yakni PAD bisa drop sampai 40 persen," ujarnya melalui video conference di Jakarta, Selasa (14/4).
"Kalo diluar Jawa barangkali lebih sedikit karena memang pusat dari covid itu menghantam sangat besar di DKI Jakarta," tambah dia.
Sri Mulyani mengatakan, di Pulau Jawa, DKI Jakarta menjadi daerah yang mengalami penurunan PAD paling besar. Sebab, DKI Jakarta merupakan episentrum pandemi itu. Untuk diketahui, dalam APBD DKI Jakarta 2020, target PAD dipatok sebesar Rp57,56 triliun atau naik dari tahun sebelumnya sekitar Rp44 triliun.
"Karena memang pusat Covid-19 menghantam sangat besar di DKI Jakarta, yang bahkan PAD-nya bisa turun hampir 50 persen, sehingga kami melihat PAD bisa beda-beda," sebutnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Potong Dana ke Daerah
Di sisi lain, Bendahara Negara ini juga mengimbau pemerintah daerah juga harus siap mengalami pemotongan dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar total Rp94 triliun.
Sebab, pendapatan negara diprediksi turun hingga 10 persen dari target sebelumnya yakni Rp2.233,2 triliun.
"Kami akan melakukan secara hati-hati sesuai situasi dan sesuai kondisi daerah. Ada yang punya fiskal baik ada yang kecil tentu kami akan adjust pemotongan sesuai kapasitas masing-masing daerah," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement