Gubernur BI Dekati Bank Sentral di Eropa Ajak Kerja Sama Repo

Selain repo line, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral swap dengan sejumlah negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2020, 17:15 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tengah menjajaki kerja sama repo lines dengan sejumlah bank sentral di Eropa. Namun Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo masih belum mau membeberkan nama-nama negara tersebut.

"Kami terus berkoordinasi dengan bank sentral di berbagai negara Eropa," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2020).

Perry berjanji jika kerja sama ini mencapai kesepakatan, akan diumumkan secara terbuka. Bank Indonesia terus menjalin kerja sama di tengah krisis global akibat pandemi Corona Covid-19.

Beberapa kerja sama yang berhasil dijalin pada repo line yakni The Fed Reserve, Amerika Serikat senilai USD 60 miliar. Lalu dengan Bank for International Settlements, Bank Sentral Swiss sebesar USD 2,5 miliar.

Sementara kerja sama repo line Bank Indonesia dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) atau Bank Sentral Singapura sebesar USD 3 miliar.

 


Bilateral Swap

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain repo line, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral swap dengan sejumlah negara. Di antara dengan Bank Rakyat Tiongkok (BRT) China, sekitar USD 30 miliar. Lalu dengan Bank sentral Jepang atau Bank of Japan sekitar USD 22,76 miliar.

Kerja sama Bank Indonesia dengan Bank Sentral Korea Selatan, sekitar USD 10 miliar. Sementara dengan Bank Sentral Singapura setara USD 7 miliar atau SGD 10 miliar.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya