Sudah Dioperasikan, 3 Lab IPB Terima 60 Sampel Covid-19 Perhari

Lab IPB ini diharapkan bisa mempercepat proses pemeriksaan sampel dahak bagi pasien yang terindikasi terpapar Covid-19, sekaligus mengurangi antrian seperti yang terjadi di Lab Kemenkes RI di Jakarta dan Labskesda di Bandung.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 14 Apr 2020, 19:31 WIB
Gedung Laboratorium Collaborative Research Center milik Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk pengujian diagnostik coronavirus disease (Covid-19). (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta Tiga laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB) University telah dioperasikan untuk menguji sampel swab Covid-19 dari Kota dan Kabupaten Bogor.

Ketiga laboratorium uji SARS-CoV-2 IPB yaitu Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) di Jalan Lodaya, Laboratorium Collaborative Research Center-Science Techno Park (CRC STP) di Taman Kencana, dan Laboratorium  Terpadu-Satreps di kampus Fakultas Kedokteran Hewan kampus IPB Dramaga.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengatakan, ketiga laboratorium tersebut sudah dioperasikan sejak Senin kemarin. Ketiga lab mampu menerima 60 sampel swab Covid-19 dari Kota dan Kabupaten Bogor setiap harinya.

Lab IPB ini diharapkan bisa mempercepat proses pemeriksaan sampel dahak bagi pasien yang terindikasi terpapar Covid-19, sekaligus mengurangi antrian seperti yang terjadi di Lab Kemenkes RI di Jakarta dan Labskesda di Bandung.

"Sudah dioperasikan kemarin (Senin). Untuk pengujian sampel butuh waktu 48 jam. Jika mesin bekerja maksimal selama tiga hari berarti ada 180 sampel. Ada proses ekstraksi, RNA-nya akan diperiksa pada Rabu, Kamis dan Jumat. IPB memiliki empat PCR, tapi tahap pertama akan manfaatkan tiga PCR," kata Arif, Selasa (14/4/2020).

Terkait keamanan, laboratorium di IPB memiliki tingkat keselamatan hayati 2 atau Biosafety Level-2, yang mengacu kepada pedoman World Health Organitation (WHO). Dalam hal percepatan penanganan Covid-19, kata Arif, pentingnya intervensi berbasis sains. Karena intervensi sains memiliki akurasi tinggi sebab didukung oleh kerangka akademik yang kuat dan scientifik yang kuat.

Selain itu, perlu adanya basis teori yang kuat dan juga manajemen strategis atau benchmarking dengan negara lain yang sudah lebih dulu memiliki pengalaman.

"Penting juga kita melakukan kolaborasi di tingkat nasional dan global," ujar pria yang hobi bernyanyi ini.

Peneliti Senior IPB University Diah Iskandriati, mengatakan, ada beberapa aspek keamanan yang sudah diterapkan di laboratorium IPB University.

Pengujian untuk SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 mencakup metode untuk mendeteksi keberadaan virus atau mendeteksi antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi. Keberadaan virus pada sampel pasien umumnya dikonfirmasi oleh teknik real time RT-PCR, yang mendeteksi RNA Coronavirus.

"Tes ini hanya mendeteksi RNA (bukan virus yang aktif atau hidup) dari SARS-CoV-2 dan digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi yang sangat baru atau aktif. Uji ini dapat dilakukan pada spesimen saluran pernapasan yang diperoleh dengan berbagai metode, termasuk sampel swab nasofaring atau sampel sputum (dahak)," ujarnya.

Laboratorium IPB hanya melakukan pengujian real time RT-PCR terhadap spesimen klinis. Sampel swab nasofaring atau sputum langsung diberi larutan (buffer pelisis), yang akan menonaktifkan virus namun tidak merusak genom RNAnya.

"RNA dari virus tersebut tidak bisa lagi menginfeksi inang," kata Biosafety Officer Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Langkah Penting Mitigasi

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Laboratorium IPB juga telah mengambil beberapa langkah mitigasi terkait keselamatan dan keamanan bekerja untuk memastikan tidak terjadi pajanan kepada personil maupun kontaminasi lingkungan.

Salah satu langkah penting mitigasi yang dipersiapkan adalah hanya menggunakan laboratorium yang memiliki tingkat keselamatan hayati 2 (Biosafety Level-2) yang mengacu kepada pedoman WHO.

Laboratorium ini memiliki perimeter atau lapisan pengaman sebelum mencapai area publik. Spesimen klinis yang diterima langsung dimasukkan ke dalam laboratorium dan tidak dibuka di area umum.

Spesimen klinis diproses dalam peralatan keselamatan yang disebut dengan Biosafety Cabinet (BSC) sehingga memungkinkan keselamatan bekerja dan keamanan lingkungan. Karena BSC tersebut menyaring semua partikel di udara maupun kontaminan melalui filter HEPA, sebelum udara dialirkan ke lingkungan laboratorium.

"Sebelum keluar dari laboratorium, semua limbah padat didekontaminasi dengan alat autoclave dengan suhu 121 derajat celcius dan tekanan 15 psi. Suatu kondisi yang menyebabkan semua mikroorganisme mati," ujar Diah.

Semua personil yang terlibat dalam pengujian telah mendapat pelatihan keselamatan baik di dalam maupun di luar negeri dan memiliki pengalaman bekerja dengan agen patogen lebih dari lima tahun. Semua aktivitas pengujian ini telah dikaji dan mendapat persetujuan dari Komisi Biorisiko.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya