Kreasi Tempat Cuci Tangan di Jawa Timur Cegah Corona COVID-19

Ekonomi memang sedang lesu, namun hal itu tidak lantas menghentikan sejumlah warga di Jawa Timur untuk terus berkreasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2020, 06:00 WIB
ilustrasi cuci tangan/credit: @pixabay/ivabalk

Liputan6.com, Jakarta - Lesunya kegiatan ekonomi akibat penyebaran Covid-19, tak membuat sejumlah warga di Jawa Timur patah semangat. Hal ini ditunjukkan dari ide warga Jawa Timur membuat kreasi berupa tempat cuci tangan.

Kreasi sejumlah masyarakat Jawa Timur itu diharapkan mampu membantu memenuhi kebutuhan ekonomi warga yang terdampak COVID-19 secara ekonomi. Selain itu juga untuk membantu imbauan agar warga rutin mencuci tangan sehingga memutuskan rantai penyebaran COVID-19.

Di Pasuruan, Jawa Timur misalnya, sejumlah pemuda memanfaatkan momen itu, untuk berkreasi membuat tempat cuci tangan dari kaleng plastik bekas cat.

Usaha mereka tak sia-sia, banyak pesanan datang dari sejumlah daerah setelah produksinya diunggah ke media sosial. Seperti dikutip dari tayangan Fokus, Rabu (15/4/2020).

Tingginya permintaan wadah atau galon air sejak imbauan mencuci tangan digaungkan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19, menjadi inspirasi sekelompok pemuda karang taruna Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Pasuruan, untuk berkreasi. Mereka membuat wadah atau galon air dari kaleng plastik bekas, lalu menjualnya lewat media sosial.

Bahan yang digunakan adalah kaleng plastik bekas cat berukuran 20 atau 50 liter yang dibeli dari pemulung, atau tempat barang rongsokan di desanya.

Setelah kaleng dibersihkan, selanjutnya diberi kran di bawahnya. Mereka juga menempelkan stiker cara mencuci tangan yang benar, sebagai sosialisasi mencegah penyebaran Covid-19.

Meski terkesan sederhana, ternyata wadah atau galon air buatan para pemuda ini menarik para konsumen. Bahkan setelah dipasarkan melalui jejaring sosial, pesanan banyak berdatangan. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya ada 700-an pesanan dari berbagai instansi dan daerah di Jawa Timur.

Usaha yang dimulai sejak 1 bulan ini, terbukti banyak memberi manfaat ekonomi bagi para pemuda di Desa Cukurgondang, apalagi dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu akibat penyebaran Covid-19.

Dengan harga Rp 50.000 untuk galon 20 liter, dan Rp 95.000 untuk galon 50 liter, para pemuda ini mampu mendapatkan omzet puluhan juta rupiah per minggu. Kreasi yang diciptakan ini, mungkin bisa menjadi inspirasi usaha bagi mereka yang kini harus kehilangan pekerjaan, akibat penyebaran Covid-19.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Dari Limbah Jeriken

Pengguna jalan mencuci tangan ditempat yang telah disediakan Pemprov DKi Jakarta di kawasan Pedestrian Ratu Plaza, Jakarta, Senin (23/2/2020). Sarana cuci tangan ini tersedia 12 unit dan tersebar di wilayah DKI Jakarta. (Liputan6.com/Faizala Fanani)

Berbeda dari tempat cuci tangan dari kaleng, kali ini di Gresik, yaitu Siti Fitriah, warga Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Kebomas yang berkreasi membuat tempat cuci tangan dari limbah jeriken.

Ibu yang juga aktivis lingkungan dan sampah ini, tidak banyak mengikuti kegiatan sosial. Guna mengatasi kebosanan selama di rumah, ia pun berkreasi membuat tempat cuci tangan dari limbah jeriken bekas yang mampu menampung air sebanyak 15 sampai 20 liter.

Jeriken bekas dicuci terlebih dahulu menggunakan air panas dan sabun cair, kemudian dikeringkan. Untuk mempercantik penampilan jeriken dicat aneka lukisan, seperti pohon dan bunga.

Selanjutnya ditempel stiker imbauan cara cuci tangan yang benar. Siti Fitriah mengaku awalnya hanya iseng, tapi saat diunggah di media sosial, ternyata banyak yang memesan.

Hasil kreasi uniknya ini dijual seharga Rp 50 ribu per jerigen. Omzet dalam sehari bisa mencapai Rp 4 juta. Lantaran keterbatasan tenaga, tidak bisa semua pesanan dikerjakan, seperti pesanan dari pemerintah desa, sekolah, maupun instansi pemerintahan.

Seorang ibu rumah tangga di Gresik, Jawa Timur, punya cara tersendiri dalam mengatasi kebosanan di rumah selama pandemi Covid-19. Salah satunya dengan berkreasi membuat tempat cuci tangan menggunakan jeriken bekas.

 


Satu Keluarga Satu Wastafel di Nganjuk

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menerima CSR dari PT Pertamina Persero berupa 12 unit tempat cuci tangan (wastafel portable) kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di Pendopo Kota Bandung, Jln. Dalem Kaum, Bandung, Jumat (3/4/2020). (sumber foto : Humas Pemkot Bandung)

Kewaspadaan menghadapi pandemi Covid-19 dilakukan seluruh elemen masyarakat. Tak terkecuali di sebuah kampung di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang disebut kampung higienis.

Di sini, tiap kepala keluarga diharuskan memiliki satu wastafel, lengkap dengan sabun cuci tangan yang diletakkan di depan rumah.

Kampung higienis ini terletak di Dusun Sedan, Desa Kemlokolegi, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk. Wilayah ini disebut kampung higienis karena warganya menekankan kebiasaan mencuci tangan.

Di depan rumah warga terdapat wastafel dari kuali berbahan tanah liat dilengkapi handuk dan sabun tangan. Ketika wabah COVID-19melanda China pada Desember 2019, warga terketuk untuk memasang wastafel secara bersama-sama. Warga berkeyakinan dengan pola hidup besih dan sehat bisa terhindar dari berbagai bahaya virus.

Gagasan pembuatan satu rumah satu wastafel itu, karena adanya usulan dari bidan desa, mengingat pentingnya kebersihan, guna memutus mata rantai COVID-19.

Selain digunakan pemilik rumah, wastafel juga bisa digunakan semua warga yang sedang melintas atau masuk ke kampung tersebut. Setiap warga yang masuk harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun higienis.

"Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona yang saat ini sedang mewabah,” ujar Januar Arif Gunawan, Kades Kemlokolegi.

Penerapan kawasan higienis ini diharapkan terus berlanjut sehingga bisa menjadi percontohan bagi kawasan lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya