Liputan6.com, Seoul - Pemeriksaan suhu pada pemilih, bilik suara yang terpisah untuk mereka yang demam, tempat pemungutan suara khusus untuk yang dikarantina adalah serba serbi pemilihan umum di Korea Selatan di tengah pandemi Corona COVID-19.
Warga Korea Selatan menuju ke tempat pemungutan suara pada hari Rabu, 15 April dengan jumlah partisipasi yang diprediksi jauh besar, meskipun ada ancaman Virus Corona jenis baru.
Korea Selatan adalah negara pertama yang mengadakan pemilihan umum di tengah pandemi global COVID-19, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (15/4/2020).
Baca Juga
Advertisement
Pemungutan suara parlemen dimulai hari ini sejak pada pukul 6 pagi, dengan 43,9 juta pemilih memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka.
Semua warga negara harus mengenakan masker pelindung dan menjalani pemeriksaan suhu di tempat pemungutan suara.
Mereka yang ditemukan mengalami demam akan memberikan suara mereka di bilik terpisah.
Para pemilih juga diminta untuk mengenakan sarung tangan plastik setelah membersihkan tangan mereka dengan sanitiser di tempat pemungutan suara, dan menjaga jarak setidaknya satu meter.
"Kami sekarang mengadakan pemilihan pada waktu yang sangat sulit di tengah kampanye wabah," kata ketua komisi pemilihan Kwon Soon-il.
"Silakan pergi ke TPS dan tunjukkan bahwa Anda adalah pemilik hak suara di negara ini."
Korea Selatan adalah salah satu negara pertama yang terkena virus di luar China, tempat Virus Corona jenis baru pertama kali muncul.
Untuk sementara waktu, Korea Selatan menjadi lokasi wabah terbesar kedua di dunia, sebelum sebagian besar dikendalikan oleh pengujian yang meluas dan upaya melacak kontak.
Mereka yang melakukan karantina sendiri di rumah akan diizinkan untuk memberikan suara dalam waktu 100 menit di sekitar penutupan polling pada pukul 18.00, selama mereka tidak menunjukkan gejala Virus Corona baru.
Simak video berikut ini:
Cara Kampanye
Tempat pemungutan suara khusus didirikan di delapan fasilitas karantina pusat pada akhir pekan untuk memungkinkan warga memilih.
Tetapi siapa pun yang tinggal di rumah dan mengalami gejala secara efektif kehilangan haknya.
Kampanye juga terpengaruh oleh wabah itu: alih-alih jabat tangan tradisional dan pendistribusian kartu nama, para kandidat menjaga jarak dari warga, membungkuk dan sesekali melambaikan tangan.
Banyak yang beralih ke media online seperti Youtube dan Instagram untuk terhubung dengan para pemilih, sementara beberapa bahkan secara sukarela mendisinfeksi bagian-bagian dari daerah pemilihan mereka.
Advertisement