Kasus Virus Corona COVID-19 di Jerman Stabil, Lockdown Akan Dilonggarkan

Kasus Virus Corona COVID-19 di Jerman stabil, pemerintah dilaporkan tengah mendiskusikan pelonggaran lockdown.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Apr 2020, 12:37 WIB
Pengendara sepeda melewati grafiti bertema virus corona COVID-19 yang bertuliskan ‘Happy Easter’ pada dinding di Hamm, Jerman, Senin (13/4/2020). Kasus COVID-19 tertinggi di dunia ditempati oleh Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, dan China. (AP Photo/Martin Meissner)

Liputan6.com, Jakarta- Pimpinan Kesehatan Masyarakat Jerman mengatakan, jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di negara itu telah "stabil", ketika para politikus bersiap untuk menggelar pembicaraan tentang kapan harus mengakhiri pemberlakuan lockdown yang digunakan untuk memperlambat penyebaran virus.

Lothar Wieler dari Robert Koch Institute (RKI) untuk pengendalian penyakit mengatakan, jumlah kasus telah stabil pada tingkat yang relatif tinggi. "Tidak ada tanda yang jelas saat ini bahwa kasus menurun," ujarnya.

Setiap respons dari para ahli medis terkemuka di negara itu sedang ditunggu oleh para politisi, karena Kanselir Jerman, Angela Merkel akan mengadakan konferensi pada Rabu, 15 April dengan para pejabat tinggi negara terkait apa dan berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk memperpanjang langkah-langkah pengendalian infeksi.

Saat ini, pemberlakuan lockdown itu dijadwalkan berakhir pada 19 April.

Wieler menegaskan, kedisiplinan pada penerapan lockdown itu harus dijaga dari pekan-pekan terakhir. Ia mencatat, situasi infeksi baru sedang menuju ke arah "positif", namun penyakit itu belum mungkin bisa dikatakan telah secara penuh teratasi.

Langkah-langkah jarak sosial yang ketat, termasuk penutupan sekolah dan banyak area bisnis di Jerman telah membantu memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19, sementara banyak kasus awal yang didapatkan dari pengujian ekstensif. 

Wieler juga mengatakan, "Mengingat momentum saat ini, tidak ada perkiraan kekurangan dalam jumlah tempat perawatan intensif di rumah sakit Jerman untuk mengobati pasien COVID-19 yang sakit kritis."

Bahkan ketika langkah-langkah pengendalian infeksi untuk ditegakkan diserukan oleh Wieler, perdebatan telah dimulai tentang kapan aktivitas sehari-hari dapat mulai berlangsung kembali secara normal, seperti dikutip dari AFP, Rabu (15/4/2020). 

 

Load More

Saksikan Video Berikut Ini:


Langkah Langkah Pelonggaran Lockdown

Seorang staf medis mengenakan pakaian APD duduk di dalam pusat pengujian COVID-19 di stadion milik Borussia Dortmund di Dortmund, Jerman (3/4/2020). Stadion milik Borussia Dortmund dialihfungsikan menjadi tempat pusat pengujian COVID-19 mulai Sabtu (4/4). (Xinhua/Borussia Dortmund/Alexandre Simoes)

Sebuah makalah yang menguraikan langkah-langkah pemberhentian lockdown pertama yang dapat diimplementasikan diterbitkan pada Senin, 13 April oleh Akademi Sains Nasional Leopoldina, Jerman, yang termasuk pembukaan kembali sekolah-sekolah secara bertahap, pemakaian masker secara wajib di transportasi umum dan peningkatan pengumpulan data.

Rekomendasi dari 26 kelompok ilmuan terkuat akan menginformasikan konferensi dari Kanselir Angela Merkel yang dijadwalkan pada Rabu, 15 April.

Lockdown bisa dilonggarkan paling awal dari 27 April, atau mungkin sejak 1 Mei, kata Walikota Berlin, Michael Mueller kepada penyiar RBB pada Selasa, 14 April, seraya menambahkan bahwa itu kemungkinan juga tidak dilakukan pada Senin mendatang, yang merupakan sehari setelah langkah-langkah lockdown saat ini ditetapkan akan berakhir. 

Menurut Lothar Wieler, tidak ada perbedaan besar antara pandangannya tentang situasi saat ini dengan perspektif dari Akademi Sains Nasional Leopoldina, di luar detail kecil seperti kelompok usia mana yang harus kembali ke sekolah terlebih dahulu.

Dikatakan masih belum ada konfirmasi terkait cara membuka kembali aktivitas masyarakat dan ekonomi setelah lockdown karena virus. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya