Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan kasus wabah corona COVID-19 di China mulai menurun setelah Februari 2020. Sejumlah destinasi wisata di berbagai kota mulai dibuka, termasuk di Hubei, provinsi yang menjadi pusat penyebaran virus tersebut.
Dikutip dari South China Morning Post, Rabu (15/4/2020), pemerintah Shanghai mengumumkan pembukaan kembali nyaris seluruh taman dan sejumlah destinasi wisata
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, mulai 12 April 2020, turis yang tiba di Beijing China harus menyetor hasil tes negatif Corona Covid-19 kalau ingin menginap di hotel. Kebijakan ini untuk memperkuat pengawasan orang-orang yang datang ke Beijing dan tinggal di hotel.
Dilansir dari The Strait Times, 12 April 2020, menurut pejabat senior di Biro Budaya dan Wisata Beijing, Zhou Weimin, selain menyetor hasil tes Corona yang negatif mereka juga wajib memperlihatkan aplikasi kondisi kesehatan individu yang menunjukkan kalau mereka dalam kondisi sehat.
China memang menggunakan bantuan ponsel pintar untuk mendeteksi kondisi kesehatan warganya. Selain dua syarat tadi, para wisatawan juga wajib memberikan informasi soal kontak mereka di Beijing.
Membangun Rumah Sakit
Berbagai syarat tambahan ini diterapkan untuk mengurangi kasus impor penularan Corona di China. Jumlah keseluruhan kasus virus Corona COVID-19 di China daratan kini mencapai 82.160, sementara kematian bertambah dua menjadi 3.341, sampai dengan 13 April 2020.
China mengkhawatirkan timbulnya gelombang kedua penyebaran Corona Covid-19 yang dipicu oleh kedatangan turis dari luar China atau penularan lewat orang yang tidak memiliki gejala.
Dari kasus impor, sebanyak 22 kasus terjadi di Provinsi Heilongjiang di mana warga China yang melalui perbatasan Rusia positif terkena corona. Di Mongolia, ada 27 kasus penularan baru yang semuanya berasal dari China.
Untuk membantu para pasien yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan Rusia, China kabarnya akan membangun rumah sakit khusus Corona di Manzhouli.
Advertisement