Menginap di Hotel di Beijing Wajib Tunjukkan Hasil Tes Corona Covid-19

Selain hasil tes corona, para wisatawan yang ingin menginap di hotel juga harus memberikan informasi soal kontak mereka di Beijing, China.

oleh Henry diperbarui 15 Apr 2020, 19:02 WIB
Pengunjung berjalan dekat Hotel Intercontinental Shanghai Wonderland di distrik Songjiang, Shanghai, 15 November 2018. China membuat sebuah hotel mewah pertama di dunia pada sebuah lokasi bekas lubang pertambangan yang amat dalam. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan kasus wabah corona COVID-19 di China mulai menurun setelah Februari 2020. Sejumlah destinasi wisata di berbagai kota mulai dibuka, termasuk di Hubei, provinsi yang menjadi pusat penyebaran virus tersebut.

Dikutip dari South China Morning Post, Rabu (15/4/2020), pemerintah Shanghai mengumumkan pembukaan kembali nyaris seluruh taman dan sejumlah destinasi wisata

Selain itu, mulai 12 April 2020, turis yang tiba di Beijing China harus menyetor hasil tes negatif Corona Covid-19 kalau ingin menginap di hotel. Kebijakan ini untuk memperkuat pengawasan orang-orang yang datang ke Beijing dan tinggal di hotel.

Dilansir dari The Strait Times, 12 April 2020, menurut pejabat senior di Biro Budaya dan Wisata Beijing, Zhou Weimin, selain menyetor hasil tes Corona yang negatif mereka juga wajib memperlihatkan aplikasi kondisi kesehatan individu yang menunjukkan kalau mereka dalam kondisi sehat.

China memang menggunakan bantuan ponsel pintar untuk mendeteksi kondisi kesehatan warganya. Selain dua syarat tadi, para wisatawan juga wajib memberikan informasi soal kontak mereka di Beijing.

Load More

Membangun Rumah Sakit

Pemandangan Kota Wuhan diambil dari sebuah hotel karantina di provinsi Hubei, China tengah (30/2/2020). Lockdown di Kota Wuhan, China, tempat wabah pandemik virus corona berasal, berakhir pada 8 April. (AP Photo/Olivia Zhang)

Berbagai syarat tambahan ini diterapkan untuk mengurangi kasus impor penularan Corona di China. Jumlah keseluruhan kasus virus Corona COVID-19 di China daratan kini mencapai 82.160, sementara kematian bertambah dua menjadi 3.341, sampai dengan 13 April 2020.

China mengkhawatirkan timbulnya gelombang kedua penyebaran Corona Covid-19 yang dipicu oleh kedatangan turis dari luar China atau penularan lewat orang yang tidak memiliki gejala.

Dari kasus impor, sebanyak 22 kasus terjadi di Provinsi Heilongjiang di mana warga China yang melalui perbatasan Rusia positif terkena corona. Di Mongolia, ada 27 kasus penularan baru yang semuanya berasal dari China.

Untuk membantu para pasien yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan Rusia, China kabarnya akan membangun rumah sakit khusus Corona di Manzhouli.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya