Impor Senjata Melesat 7.384 Persen di Maret 2020

Impor senjata meningkat hingga 7.384 persen pada Maret 2020 dibandingkan bulan sebelumnya dengan nilai sebesar USD 184,6 juta

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Apr 2020, 14:40 WIB
Foto: Pakistan Today

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor dan impor Maret 2020. Impor yang naik 15,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya itu didominasi oleh penggunaan barang konsumsi.

Tercatat selama Maret 2020, impor barang konsumsi naik 43,8 persen senilai USD 1,27 miliar. Peningkatan juga terjadi secara tahunan sebesar 10,66 persen. Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, peningkatan yang signifikan terjadi pada beberapa barang, termasuk senjata dan amunisi.

"Barang yang naik ini senjata dan amunisi dan bagiannya, ini memang impor yang secara rutin kita lakukan setiap tahun," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/4/2020).

Mengutip data BPS, impor senjata meningkat hingga 7.384 persen pada Maret 2020 dibandingkan bulan sebelumnya dengan nilai sebesar USD 184,6 juta. Secara tahunan, persentasenya meningkat hingga 8.809 persen.

"Ini memang untuk ketahanan dan keamanan negara, kebutuhan pada 2020, jatuhnya di Maret," ujar Suhariyanto.

Selain senjata, impor buah-buahan seperti pear dari China dan bawang putih dari Australia juga meningkat.

"Impor bawang putih dari Australia meningkat 18,8 juta," katanya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Impor Maret 2020

(Foto:@Pelindo III)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data impor Indonesia pada bulan Maret 2020. Tercatat, impor naik sebesar 15,6 persen, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Nilai impor tercatat sebesar USD 13,35 miliar.

Adapun presentase impor tahunan (yoy) mengalami penurunan sebesar 0,75 persen dari Maret 2019.

"Impor kita naik cukup signifikan karena impor nonmigas naik 19,83 persen month-to-month," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran langsung, Rabu (15/4/2020).

Secara sektoral, nilai impor barang konsumsi naik 43,8 persen dari bulan sebelumnya sebesar USD 1,27 miliar. Barang konsumsi yang mengalami peningkatan impor ialah senjata dan amunisi dan bagiannya yang memang dilakukan impor secara rutin tiap tahun untuk pertahanan dan keamanan negara.

"Kebetulan pada 2020 jatuhnya di Maret," kata Suhariyanto.

Lalu, yang lainnya ialah komoditas pear dari China yang meningkat, lalu bawang putih juga meningkat 18,8 juta dan berasal dari Australia, dan Air Conditioner (AC).

Kemudian, untuk nilai impor bahan baku penolong meningkat 16,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 10,28 miliar. Barang-barang yang mengalami peningkatan ialah berbagai peralatan yang terkait dengan portable receiver (handphone dan elektronik) hingga emas.

Nilai impor barang modal mengalami penurunan tipis 1,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar USD 1,8 miliar, namun secara yoy turun cukup dalam sebesar 18,07 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya