Transfusi Plasma Darah untuk Pasien COVID-19 dalam Kondisi Berat

Transfusi plasma darah ditujukan untuk pasien COVID-19 dalam kondisi berat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Apr 2020, 08:00 WIB
Petugas menata stok trombosit di ruang penyimpanan kantor PMI DKI Jakarta, Jumat (20/3/2020). Dampak meluasnya Virus Corona COVID-19, stok darah di PMI Jakarta menurun 60 - 70 persen hingga membuat pihak rumah sakit membuka donor darah atau mengirim pendonor ke PMI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Transfusi plasma darah khususnya ditujukan pada pasien COVID-19 dalam kondisi berat. Plasma darah yang dimaksud adalah plasma convalescent, yang mana plasma diambil dari pasien COVID-19 yang sudah sembuh.

Kepala Lembaga Eijkman Amin Subandrio menerangkan, pihaknya bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) berupaya membuat obat terapi untuk pasien COVID-19 dengan transfusi plasma convalescent.

"Plasma darah tersebut nantinya akan diberikan kepada pasien COVID-19  dalam kondisi berat dengan jumlah virus yang masih banyak. Sementara antibodinya belum bekerja," terang Amin di Markas PMI Pusat, Jakarta, Rabu (15/4/2020) melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Diharapkan antibodi yang ada di dalam plasma darah pasien yang telah sembuh akan membantu memerangi virus Corona yang ada dalam tubuh pasien COVID-19."

 

Load More

Efek Transfusi Plasma Darah

Pasien yang pulih dari coronavirus menyumbangkan plasma di Pusat Darah Wuhan di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Beberapa pasien yang telah sembuh menganggap menjadi donor sebagai cara berterima kasih kepada masyarakat karena telah menerima perawatan yang efektif dan tepat waktu. (Xinhua/Cai Yang)

Transfusi plasma darah digunakan dalam pengobatan pasien COVID-19 di beberapa negara lain. Seperti Amerika Serikat juga sudah memulai uji coba plasma darah untuk pasien-pasien COVID-19 di New York.

Iran juga telah mengklaim berhasil menyembuhkan banyak pasien COVID-19 dengan menggunakan plasma darah. Lantas apakah ada efek samping transfusi plasma darah

"Transfusi plasma darah ini akan menyasar pada pasien positif COVID-19. Untuk efek samping transfusi kemungkinan ada, tetapi tergantung dari kondisi setiap pasien," jelas Wakil Kepala Unit Transfusi Darah PMI Provinsi DKI Jakarta, Ni Ken Ritchie melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com hari ini.

Ni Ken juga menyebut, biasanya reaksi transfusi (plasma darah) yang sering terjadi adalah alergi.


Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya