Liputan6.com, Palembang - Aktifitas ekspor impor melalui pelabuhan di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), diprediksi akan semakin meningkat. Salah satunya dengan adanya pembangunan Pelabuhan Sungai Lais Palembang.
Indra Hidayat Sani, General Manager IPC Palembang mengatakan, Pelabuhan Sungai Lais Palembang mempunyai luas lahan hingga 200 hektare.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini progres pembangunan Pelabuhan Sungai Lais Palembang, masih dalam tahap perbaikan jalan ke kawasan tersebut. Meskipun pembangunannya belum rampung, namun banyak investor yang melirik pelabuhan ini.
“Kita melihat perkembangan luar biasa, terutama interland di Sumsel luar biasa bagusnya. Sangat banyak investor yang ingin investasi di Sumsel, terutama membutuhkan lokasi untuk bongkar muat barang,” ujarnya, saat menggelar Konferensi Pers di kantor IPC Palembang, Rabu (15/4/2020).
Salah satu perusahaan yang sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk investasi di Pelabuhan Sungai Lais Palembang yaitu PT Semen Baturaja Tbk.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor di Kota Palembang Sumsel ini, awalnya mengandalkan jalur darat melalui Provinsi Lampung untuk mengirimkan bahan produksinya.
Namun dengan adanya kerjasama ini, PT Semen Baturaja akan membangun silo, yaitu struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah atau bulk material.
“PT Semen Baturaja sekarang sudah berkembang di Kalimantan Barat (Kalbar) dan Jambi untuk melakukan penetrasi bisnis. Kita terus bahu membahu dalam mengembangkan Pelabuhan Sungai Lais Palembang, sehingga produksi di Sumsel terus meningkat,” ujarnya.
Pelabuhan Sungai Lais Palembang sendiri, merupakan salah satu perluasan infrastruktur pengiriman barang. Baik itu General Cargo, Bag Cargo, Curah Cair, Curah Kering dan Peti Kemas.
Sebelumnya, pelayanan pengiriman barang ekspor dan impor ini sudah beraktifitas di Pelabuhan Boom Baru Palembang.
“Kami harus menjadi penopang interland, karena Sumsel menjadi daerah penghasil (sumber daya alam) yang sangat besar. Seperti pengiriman peti kemas untuk bahan karet, minyak sawit, kelapa, kopi, pulp and paper dan batubara,” katanya.
Di pulau Sumatera sendiri, Provinsi Sumsel pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen, disusul oleh Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Lampung. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia rata-rata hanya 5 persen.
Antisipasi Corona Covid-19
Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Sumsel, menjadi tantangan bagi IPC Palembang harus selalu mendukung peningkatan perekonomian tersebut.
“Kalau sekarang yang agak turun itu pengiriman peti kemas, karena dampak wabah Corona Covid-19. Salah satunya karena negara pengirim peti kemas melakukan sistem lockdown, terutama di Tiongkok. Tapi kita pantau lagi, karena Tiongkok sudah survive Covid-19, mungkin akan menggeliat lagi,” ucapnya.
Untuk terus mempertahankan pelayanan di tengah wabah Corona Covid-19, IPC Palembang terus menerapan Work From Home untuk karyawan tertentu. Sedangkan petugas bongkar muat barang, selalu dibekali dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Mereka juga selalu melakukan aksi mencuci tangan, menggunakan masker, pemeriksaan suhu tubuh. Tindakan ini bahkan diterapkan di awal bulan Maret 2020, sebelum wabah Corona Covid-19 masuk ke Palembang.
“Untuk antisipasi jangan ada penurunan pelayanan, harus tetap jaga kesehatan para pegawai. Terutama untuk tim pandu yang bongkar muat barang,” ujarnya.
Advertisement