Kondisi Kasus Corona COVID-19 Meningkat di Surabaya, Ini Respons Pangdam V Brawijaya

Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI, R. Wisnoe Prasetja Boedi menegaskan, semua masyarakat harus meningkatkan kepedulian dan semua harus aktif, kalau tidak akan lama mengatasi masalah Corona COVID-19.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 16 Apr 2020, 09:45 WIB
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Rabu (15/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabbaya - Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI, R. Wisnoe Prasetja Boedi menuturkan, perlu partisipasi aktif seluruh warga untuk membantu mencegah penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19.

Apalagi setelah mendengarkan penjelasan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan tentang asal muasal atau permulaan masuknya kasus Corona COVID-19 serta penyebarannya di Surabaya. 

"Kalau kita melihat tren perkembangan yang semakin meningkat ini memang menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan partisipasi dari kita semua dan adanya satu garis komando," tutur dia, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam, 15 April 2020.

Dia mengatakan, kalau di dalam dunia militer ada istilah sistem komando, artinya apa yang menjadi kebijakan pimpinan di daerah hendaknya juga bisa dipahami bersama secara berjenjang. 

"Mulai dari tingkat kota, camat, kemudian kepala desa, sampai dengan RT dan tokoh masyarakat, tokoh adat, harus satu pemikiran, satu visi dan satu gerak langkah," kata dia.

Dia menuturkan, semua masyarakat harus meningkatkan kepedulian dan semua harus aktif, karena kalau tidak, akan lama mengatasi masalah corona COVID-19 ini. 

"Kalau kita lihat suasana yang masih ramai utamanya di Kota Surabaya, ini juga menimbulkan keprihatinan sendiri," ucap dia.

Dia menegaskan, dengan ada penjelasan tersebut diharapkan seluruh masyarakat tergerak kemudian berusaha untuk membatasi penyebaran COVID-19 ini. Hal ini agar pandemi Corona COVID-19 dapat teratasi di Jawa Timur dan Surabaya.

"Kalau kita lihat semacam ini kondisinya, sudah mulai mendekati ke yang dilaksanakan oleh daerah-daerah lain ini, PSBB ini. Kalau kita mau pahami apakah dengan penambahan ini nanti fasilitas kesehatan juga mampu untuk menangani ini. Ini menjadi pemikiran kita semua," ujarnya. 

"Jadi sekali lagi intinya saya mohon kepada kita semua untuk sama-sama meningkatkan partisipasi kita untuk menghadapi permasalahan kita ini," ia menambahkan.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pemprov Jatim Minta Kota Malang Pertimbangkan Lagi Penerapan PSBB

Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Rabu (15/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) Heru Tjahjono menyampaikan, sejauh ini baru Kota Malang yang mengajukan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

"Untuk Kota Malang minta (PSBB). Tadi malam, jam 12 malam Wali Kota Malang saya telepon. Pak Wali apakah sudah ada pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan PSBB yang itu sudah dilakukan," kata Heru di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam, 15 April 2020.

Sementara Kota Surabaya, lanjut Heru, meskipun kasus pasien positif Covid-19 di daerah tersebut paling tinggi di Jatim, belum mengajukannya. 

Heru mengakui, jika dilihat dari tingginya kasus positif Covid-19, Surabaya sudah memenuhi untuk menerapkan PSBB. Namun, tetap harus dikoordinasikan dengan daerah sekitarnya seperti Sidoarjo, Gresik, Lamongan, dan sebagainya.

"Pertimbangan (pengajuan PSBB) itu jumlah penderita yang confirm, jumlah PDP, termasuk pesebarannya itu yang jadi pertimbangan. Surabaya memenuhi (untuk mengajukan PSBB), artinya di sisi yang lain harus dipertimbangkan juga akses tadi," ujar Heru.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya