Penuhi Kebutuhan Masyarakat, Kaum Perempuan Desa Peduli Gambut Ikut Produksi Masker Kain

Para wanita di Desa Peduli Gambut ikut dalam memproduksi masker kain dalam rangka memenuhi kebutuhan pasaran terkait merebaknya COVID-19 di Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Apr 2020, 06:00 WIB
ilustrasi memakai masker medis (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan masker di pasaran terkait dengan merebaknya COVID-19 di Indonesia, membuat kaum perempuan di beberapa Desa Peduli Gambut turut membantu memproduksi masker kain.

Di Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan misalnya. Bengkel kerajinan yang biasa memproduksi anyaman purun (tanaman sejenis rumput yang banyak dijumpai di lahan gambut), saat ini kebanjiran pesanan masker kain untuk kebutuhan warga setempat.

Adapun, dua tahun lalu, Badan Restorasi Gambut (BRG) memberikan bantuan mesin jahit kepada kelompok penganyam purun di Desa Menang Raya dan memasukkannya dalam Program Desa Peduli Gambut.

Sementara itu di Pulan Tani, Kalimantan Selatan, pengrajin yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Berkat Ilahi, dikabarkan tengah sibuk mengerjakan pesanan masker kain dari pemerintah desa setempat.

"Kami sudah membeli 350 masker dari KUBE dan rencana akan menambah lagi," kata Ibnu, Kepada Desa Pulan Tani dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (16/4/2020).

Di sini, KUBE harus mampu mengatur pembagian kerja anggota kelompoknya karena di samping masker, mereka harus tetap memenuhi pesanan ratusan tas anyaman purun.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Menerima Banyak Pesanan

Berbagai masker dari kain sasirangan, khas Kalimantan Selatan yang diproduksi di Desa Tanah Habang Kanan. Foto: Rahmadania.(dokumentasi Badan Restorasi Gambut)

Di wilayah Kalsel lainnya, para perempuan penjahit di Desa Tanah Habang Kanan, Kabupaten Balangan, mengatakan menerima banyak pesanan masker kain hingga kewalahan.

"Banyak sekali pesanan yang kami terima. Apalagi sekarang desa juga memesan pada kami," kata Masniah, salah seorang wanita penjahit.

"Pemerintah Desa mengajak kelompok Berkat Jaya untuk membuatkan masker bagi warga desa sebanyak 360 buah. Kelompok ini sudah membuat masker sejak awal kondisi darurat corona ini, melalui penjualan online," kata Rostam, Kades Tanah Habang Kanan.

Meskipun sempat kekurangan bahan baku masker seperti karet untuk tali masker, namun Masniah mengaku situasi tersebut tak menyurutkan semangatnya dalam membantu pencegahan penyebaran virus corona.


Sumbangsih Perempuan di Desa Peduli Gambut

Bengkel Kerajinan Anyaman Purun yang disulap jadi Rumah Produksi Masker Kain di Desa Menang Raya, OKI, Sumsel. Foto: Suparedy. (dokumentasi: Badan Restorasi Gambut)

Di Riau, kelompok para wanita PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Pedekik dan Desa Temiang, Kabupaten Bengkalis tidak hanya membuat masker kain. Mereka juga memproduksi jamu dari bahan-bahan rimpang.

Rita Afriana, Ketua TP PKK Desa Pedekik mengatakan bahwa tanaman rimpang yang mereka gunakan diambil dari kebun tanaman obat keluarga yang ditanam di pekarangan rumah dengan menggunakan pupuk alami.

Hal ini dinilai sebagai sumbangsih kaum perempuan di desa-desa Peduli Gambut dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona.

"Mungkin orang melihat masker hanya pelindung diri menghadapi ancaman virus. Tapi, bagi kami, masker, demikian juga jamu, adalah alat pemersatu gerakan perempuan di desa-desa gambut," kata Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut Myrna Safitri.

"Perempuan punya solidaritas tinggi dan kekuatan untuk menggerakkan perubahan, khususnya pada pola hidup bersih dan sehat," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya