Iran Luncurkan Alat Pendeteksi Virus Corona Jarak Jauh Tanpa Tes Darah dan Swab

Perangkat ini dapat mendeteksi individu yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 serta area yang terkontaminasi dalam jarak 100 meter.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 16 Apr 2020, 14:01 WIB
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan perangkat baru untuk mendeteksi individu yang terinfeksi Virus Corona jenis baru. (Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Virus Corona COVID-19 di Iran, hingga Kamis (16/4/2020) sebanyak 76.389, dengan kematian 4.777 jiwa dan 49.933 pasien pulih. Sejumlah upaya dilakukan Iran untuk meredam pandemi COVID-19, salah satunya membuat alat untuk mendeteksi Virus Corona jenis baru. 

Seperti yang dilakukan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC). Mereka meluncurkan perangkat baru untuk ditanam di rumah yang mampu mendeteksi individu yang terinfeksi Virus Corona jenis baru dari jarak jauh dan tanpa tes darah dan swab, seperti dilaporkan kantor berita semi-resmi Tasnim.

"Perangkat ini mampu mendeteksi setiap kasus infeksi Virus Corona dalam radius 100 meter dengan menciptakan medan magnet dan menggunakan virus bipolar di dalam perangkat," kata kepala IRGC Hossein Salami, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (16/4/2020).

"Ketika antena perangkat diarahkan ke lokasi tertentu, itu akan mendeteksi tempat yang terkontaminasi dalam waktu lima detik," tambahnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tingkat Akurasi 80 Persen

Petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, Minggu (1/3/2020). Sejauh ini, Iran mencatat ada 1.501 kasus virus corona dengan 66 korban meninggal. (Ali Shirband/Mizan News Agency via AP)

Ia mengungkap, perangkat ini telah diuji di berbagai rumah sakit dan memiliki tingkat akurasi 80 persen. Perangkat ini dikembangkan anggota Basij, kelompok paramiliter IRGC.

"Perangkat ini bisa menjadi dasar yang baik untuk mendeteksi bukan hanya Virus Corona, tetapi juga virus apa pun," ujar Salami.

Di negara lain, metode pengujian yang diterima biasanya usap hidung yang mengumpulkan sel-sel dari dalam hidung pasien. Sampel kemudian diuji di laboratorium di mana ditentukan jika pasien memiliki Virus Corona.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya