Penjualan BBM Pertamina Turun 34 Persen, Terendah dalam Sejarah

Wabah Corona Covid-19 telah membuat konsumsi BBM menurun di seluruh Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2020, 13:50 WIB
Pemotor mengisi BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (15/6). Mulai tanggal 18 Juni-24 Juli, harga Pertamax menjadi Rp.8000 8000 yang berlaku di SPBU bertanda khusus yang tersebar di jalur mudik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan dampak penyebaran Virus Corona terhadap bisnis perusahaan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada kesempatan tersebut, dia mengatakan, Covid-19 telah membuat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) menurun di seluruh Indonesia.

"Sebagai gambaran bagaimana penurunan demand. Kalau dari Maret itu adalah sekitar 16,78 persen. dengan PSBB di DKI dan mungkin akan dilanjutkan daerah lain ini semakin tertekan," ujar Nicke Video Conference di Jakarta, Kamis (16/4/2020).

Nicke mengatakan, data per hari ini menunjukkan terdapat penurunan konsumsi sekitar 34,9 persen. "Hari ini sebagai laporan saja, secara nasional penurunan BBM itu sekitar 34,9 persen dibandingkan penjualan di Januari dan Februari," paparnya.

Dia melanjutkan, penurunan konsumsi utamanya terjadi di kota-kota besar. Penurunan tersebut terparah sepanjang sejarah Pertamina berdiri.

"Khususnya adalah kota-kota besar, di mana konsumsi BBM di DKI itu menurun 59 persen, Bandung menurun 57 persen, Makassar 53 persen dan kota lainnya itu di atas 45 persen. Ini situasi yang belum pernah terjadi. Jadi ini sale terendah sepanjang sejarah Pertamina dan tentunya ini akan berdampak pada operasional kami dan keuangan Pertamina," jelasnya. 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Aviasi

Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Tidak hanya konsumsi BBM masyarakat, penurunan juga terjadi untuk sektor industri dan aviasi. Apalagi dalam kurun beberapa bulan terakhir banyak maskapai penerbangan yang tidak beroperasi dengan normal.

"Demikian juga untuk penjualan korporat ini adalah BBM industri dan aviasi. Aviasi luar biasa penurunannya sudah diatas 60 persen karena sebagian besar memang flight ke beberapa daerah sudah berhenti. Untuk indusri penurunan nya juga sangat kencang karena beberapa industri tidak beroperasi," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya