Kisah Ika, Satu-satunya Relawan Perempuan yang Jadi Sopir Ambulans Pasien Corona

Memiliki keahlian dasar sebagai perawat, Ika Dewi justru memilih menjadi relawan yang ditugaskan sebagai sopir ambulans untuk pasien corona Covid-19.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Apr 2020, 15:35 WIB
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenakan pakaian pelindung khusus saat menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona di Gedung Mawar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ika Dewi Maharani, satu dari ribuan relawan yang resmi bergabung untuk melawan pandemi virus corona Covid-19 di Indonesia.

Menariknya, Ika tidak diperbantukan sebagai petugas medis sesuai kemampuan dasarnya, melainkan menjadi satu-satunya perempuan yang diberikan tanggung jawab sebagai sopir ambulans pembawa pasien virus corona Covid-19.

Ika tidak menyangsikan tugas yang diembannya saat ini. Meski memiliki keahlian dasar sebagai tenaga medis, tim gabungan relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengamanahkan tugas sebagai sopir ambulans kepadanya.

"Menjadi sopir ambulans tidak asal bisa menyetir, tetapi juga perlu keahlian medis menangani pasien yang dibawa, karena medan di jalan menuju rumah sakit tidak gampang, dan harus bisa dibawa dalam keadaan baik," tutur Ika saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Kamis (16/4/2020).

Ika adalah perempuan yang berasal dari Tanah Maluku Utara. Datang dan bergabung menjadi relawan penanganan virus corona Covid-19 adalah panggilan hati dalam menunaikan tanggung jawab morilnya sebagai perawat.

"Saya dengan keahlian yang saya miliki bisa nyetir dan basic perawat, karena panggilan hati dan kewajiban jadi saya harus melayani karena di Jakarta angka Covid-19 makin meningkat," ungkap dia.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Alasan Pilih Jadi Sopir Ambulans

Petugas menyiapkan mobil ambulans untuk membawa pasien terduga virus corona di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Satu WNA terindikasi virus corona diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan, WNA itu negatif corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Saat mendaftar menjadi relawan, Ika diberi pilihan sesuai kemampuannya. Namun dia melihat banyak Ambulans Gawat Darurat (AGD) yang kekurangan tenaga sopir. Sehingga dia pun berteguh dan memutuskan mengambil posisi itu dalam tim kerelawanan.

"Jadi sopir itu penuh tantangan, kita sudah bunyikan sirine tapi orang-orang di sekitar tidak peka untuk memberi jalan kita kalau kita mengangkut pasien. Tapi juga ada mereka yang dengan kesadaran memberikan jalan," katanya.

Untuk Ika, menjadi sopir ambulans adalah pengalaman pertama dalam hidup. Meski ada rasa takut terpapar virus corona Covid-19, namun ia selalu meyakinkan dirinya bahwa ini adalah tugas mulia.

"Saya selalu pakai APD (Alat Pelindung Diri), makan yang cukup, vitamin, dan istirahat," tandas dia yang mengaku bekerja dengan shift 12 jam per hari.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya