Pengamat: Status Sebagai Putri Wapres Modal Nur Azizah di Demokrat

Nur Azizah, menurut Adi, harus diakui punya bekal politik yang cukup untuk melenggang masuk ke partai Mercy.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2020, 16:07 WIB
Siti Nur Azizah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merampungkan susunan kepengurusan partai periode 2020-2025. Mayoritas, para pengurus inti Demokrat berusia muda. Sejumlah nama baru muncul, salah satunya Siti Nur Azizah.

Nur Azizah merupakan putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, yang ditunjuk oleh AHY sebagai Wakil Sekjen Demokrat di kepengurusan periode 2020-2025.

Masuknya nama Nur Azizah dalam kepengurusan inti Demokrat dipandang sebagai langkah politik biasa yang masuk akal. Mengingat Nur sedang mempersiapkan diri untuk bertarung dalam Pilkada Tangerang Selatan. Sayangnya, sejauh ini, Nur belum memiliki partai.

"Saya kira ada mutual understanding-lah antara Siti Nur Azizah dengan Demokrat. Satu sisi Siti Nur Azizah ini kan sudah memutuskan untuk terjun ke politik, dia digadang akan maju di Pilkada Tangerang Selatan, cuma sejauh ini kan belum dapat partai," kata Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno kepada Merdeka.com, Kamis (16/4/2020).

"Jadi sangat rasional ketika ingin terjun ke politik masuk partai. Demokrat adalah salah satu partai yang sepertinya membuka pintu kepada Nur Azizah. Nur Azizah butuh Demokrat dan Demokrat butuh, ada mutual understanding," lanjut dia.

Keputusan politik menetapkan Nur Azizah menjadi pengurus inti Demokrat tentu dibuat dengan dasar perhitungan politis juga. Nur Azizah, lanjut Adi, harus diakui punya bekal politik yang cukup untuk melenggang masuk ke partai Mercy.

Status Nur Azizah sebagai putri Kyai Ma'ruf Amin, orang nomor 2 di republik ini sudah barang tentu menjadi pertimbangan Demokrat.

"(Demokrat) Mau dengan Nur Azizah tentu saja Nur Azizah ini punya political resources. Punya resource politik, calon kepala daerah dan paling penting dia adalah anak Kyai Ma'ruf Amin," urai dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Elektabilitas dan Popularitas

Adi menjelaskan, berdasarkan studi yang dilakukan pihaknya, rata-rata partai memberikan 80 persen baik di struktur kepengurusan atau pun pencalonan tertentu kepada kader intinya. Sementara 20 persen dibuka untuk kalangan umum. Namun, dengan mempertimbangkan elektabilitas dan popularitas sebagai bekal politik.

"Saya membaca kenapa ada nama anak Kiai Ma'ruf Amin di situ (kepengurusan Demokrat) karena ada kebijakan partai di luar memprioritaskan kader inti untuk menjadi bagian tim. Tapi yang direkrut itu tentu saja harus punya bekal politik yang memadai," terang dia.

"Apa bekal politiknya, dia (Nur Azizah) figur publik, terkenal. Kalau anaknya Kiai Ma'ruf Amin suka tidak suka kan sudah mulai dikenal orang. Dan yang kedua dia adalah anak Kiai Ma'ruf Amin," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya