Pandemi Covid-19, Penjualan Online Jamu Vio Link Mitra BRI Naik Signifikan

Salah satu pelaku UMKM tersebut adalah Diana (41) seorang wanita penjual jamu di Malang, Jawa Timur, mendapat keberuntungan di tengah pandemi Corona.

oleh Gilar Ramdhani pada 16 Apr 2020, 17:32 WIB
Diana (41) seorang wanita penjual jamu di Malang, Jawa Timur, mendapat keberuntungan di tengah pandemi Corona.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Corona atau Covid-19 yang memberikan dampak negatif di banyak lini usaha, membuat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai daerah di Indonesia melakukan berbagai cara untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan penjualan online untuk mendongkrak penjualan dari usahanya.

Salah satu pelaku UMKM tersebut adalah Diana (41) seorang wanita penjual jamu di Malang, Jawa Timur, mendapat keberuntungan di tengah pandemi Corona. Usaha yang dirintisnya di awal 2016 adalah membuat jahe instan sebagai minuman herbal yang bisa menghangatkan tubuh. Ramuan jahe yang awalnya dikonsumsi oleh kerabat dan keluarganya, secara perlahan diminati oleh masyarakat sehingga Diana berkeinginan untuk mengembangkan usaha jamu dari jahe tersebut dengan skala produksi yang lebih besar. 

“Awal masih sangat terbatas, seiring dengan banyaknya permintaan, saya terbesit untuk membuka usaha jamu. Namun, Saya sadar untuk membuka usaha jamu tentu butuh variasi produk yang lebih banyak lagi,” jelas Diana melalui sambungan telepon.

Seiring meningkatnya omset penjualan, Diana membutuhkan tambahan modal usaha. Pertengahan tahun 2016, Ia memutuskan untuk menjadi nasabah Bank BRI dan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Setelah itu, Diana mulai meningkatkan produksi jamu dari rata-rata produksi 2 – 3 kg dalam seminggu menjadi 5 – 10 kg per hari.

Jamu yang diproduksi pun diberi label “Vio Link”. Beberapa varian Vio Link yang dipasarkan bervariasi seperti Jahe Emprit, Temulawak, Manisan Jahe, Manisan Kencur, Black Garlic dan produk tambahan di luar jahe yaitu Bawang Hitam.

“Saya memperluas penjualan dengan sistem reseller. Ada yang membeli jamu saya dan mereka menjual lagi. Tidak hanya di kota Malang, tetapi juga ke Balikpapan, Pontianak, Bangkalan. Bahkan sekarang ada yang membawa ke luar negeri seperti Hongkong, US dan Arab Saudi,” ungkapnya.

 


Penjualan Online, Pendapatan Naik Signifikan

Usaha yang dirintis di awal 2016 Diana adalah membuat jahe instan sebagai minuman herbal yang bisa menghangatkan tubuh.

Perlahan pasti, jamu Vio Link mulai dikenal masyarakat. Pada akhir tahun 2018, Diana memutuskan untuk memasarkan jamunya melalui e-Commerce dengan ikut bergabung ke Indonesia Mall, yang merupakan platform e-Commerce yang dimiliki oleh Bank BRI.

“Penjualan Saya naik pesat, tiap hari permintaan jamu selalu ada. Melalui Indonesia Mall, masyarakat semakin banyak yang mengenal jamu Vio Link,” katanya.

Diakui juga oleh Ibu Diana, di tengah pandemi Corona, jamu Vio Link mendapat banyak permintaan baik di kota Malang dan di beberapa kota di Indonesia. Namun demikian, Dia juga mengungkapkan cerita dukanya, dimana tengah kondisi pandemi virus ini bahan baku pembuatan jahe menjadi langka dan mahal di pasar. Ongkos produksi yang naik, juga mempengaruhi kemampuan produksinya.

Selain menghabiskan waktu untuk memproduksi dan memasarkan jamu Vio Link, Diana aktif memberikan penyuluhan tentang khasiat jamu bagi Kesehatan serta memberikan pelatihan tentang pembuatan jamu di desa – desa di sekitar kota Malang. Diana berharap usaha yang sudah dirintis dan tengah dijalani ini bisa terus berkembang pesat dan bisa bermanfaat bagi orang banyak. 

“Harapannya usaha Saya bisa berkembang lagi dan punya tempat produksi jamu yang lebih besar, tertata bagus, dan jaringan pemasaran yang lebih luas dibandingkan sekarang,” tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya