Wishnutama Prediksi Devisa Pariwisata 2020 Anjlok Lebih dari Separuh Akibat Pandemi Corona COVID-19

Tahun lalu, sektor pariwisata menyumbang devisa 20 miliar dolar Amerika Serikat.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Apr 2020, 18:00 WIB
Menparekraf Wishnutama dalam rapat koordinasi terkait virus corona Wuhan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar/Dinny Mutiah)

Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio memperkirakan penerimaan devisa dari sektor pariwisata pada tahun ini dapat berkurang hingga separuh dari penerimaan pada 2019 sebesar 20 miliar dolar Amerika Serikat.

"Bahkan, lebih dari separuh kehilangan devisa, tergantung berhentinya situasi dampak COVID-19 ini," kata Wishnutama dalam konferensi pers secara virtual, usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Kamis (16/4/2020), dilansir Antara.

Proyeksi menyusutnya penerimaan devisa itu masih bersifat sementara. Angka itu disusun Kemenparekraf dengan catatan jika pada Juni 2020 industri pariwisata mulai pulih dari situasi pandemi corona COVID-19.

Merosotnya penerimaan devisa dari sektor pariwisata itu juga karena kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) diperkirakan turun. Menparekraf memperkirakan tahun ini jumlah wisatawan hanya sekitar lima juta orang, berbanding jauh dengan tahun lalu, yakni 16 juta wisatawan.

Ia mengatakan, setelah Juni 2020, pemulihan pariwisata akan berjalan secara bertahap dan pada 2021 akan mulai terakselerasi. Namun, dengan tekanan dari situasi pandemi ini, pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif telah mempelajari banyak langkah agar industri bisa lebih berkelanjutan di kemudian hari.

"Yang penting kita bisa melalui ini dengan baik. Saya justru meyakini, karena kita mengalami proses luar biasa, justru sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa lebih baik dari sebelumnya," ujar Wishnutama.

Dalam pembukaan rapat, Presiden Joko Widodo meyakini tekanan COVID-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akan berakhir pada akhir tahun dan pada 2021 akan balik booming.

"Semua orang ingin keluar, semua orang ingin menikmati kembali keindahan-keindahan yang ada di destinasi pariwisata, sehingga optimisme itu yang harus terus diangkat jangan sampai kita terjebak pesimisme," ucapnya.

Load More

Benahi Kebersihan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama saat menerima kunjungan jajaran Emtek dan SCM Group di Kantor Kemenpar, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kunjungan tersebut untuk membahas kerja sama di sektor media. (Liputan6.com/JohanTallo)

Memanfaatkan waktu idle, Wishnutama juga menyatakan terus berkoordinasi dengan sejumlah pengelola destinasi pariwisata prioritas untuk mempersiapkan rebound atau melambungnya sektor pariwisata pascapandemi COVID-19.

Ia menyampaikan fokus rebound terhadap hal-hal sangat mendasar. "Yaitu, higienitas toilet, kebersihan, keamanan dan nilai hospitality pascaCOVID-19," ujar dia.

Ia mengatakan, dalam arahan Rapat Terbatas "Mitigasi Dampak COVID-19 terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif", yang diselenggarakan melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Jokowi meminta realokasi anggaran untuk program padat karya bagi pekerja pariwisata.

Ia menuturkan, program padat karya yang diberlakukan akan dieksplorasi lebih lanjut dengan kementerian terkait agar sektor pariwisata dan industri ekonomi kreatif bertahan di situasi sulit seperti sekarang.

Menparekraf meyakini tren pariwisata akan berubah signifikan tahun depan sehingga memerlukan antisipasi yang nyata. "Memang tren pariwisata style-nya akan berubah jadi harus kita antisipasi," katanya.

Terkait kartu prakerja, Menparekraf menyatakan telah berkoordinasi dengan Menaker bahwa tercatat ada 1,1 juta orang yang merupakan tenaga kerja di bidang pariwisata. Sementara, 2,1 juta UMKM juga tercatat sebagai pekerja di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Kami juga bekerja sama dengan Kemensos untuk memberi bantuan sosial dan dengan perencanaan yang tepat sasaran," kata Menparekraf.


Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya