Liputan6.com, Jakarta - Physical distancing membuat orang makin sering menggunakan internet, baik untuk bekerja, berkomunikasi, belajar, sampai mencari hiburan.
Akun baru pun banyak dibuat di internet, begitu juga dengan kegiatan membaca berita, menonton video, dan main media sosial.
Baca Juga
Advertisement
Tanpa disadari, aktivitas online yang meningkat ini dibarengi dengan risiko keamanan data pribadi. Makanya, pengguna internet harus waspada akan privasi data walaupun sibuk internetan. Nah, berikut ini tips mudah menjaga privasi data saat internetan dari Mozilla.
1. Pilih kata sandi unik dan kuat
Pengguna internet harus membuat akun dan sandi baru saat mengakses aplikasi streaming, pesan makanan, atau kebutuhan online untuk pertama kalinya.
Nah, saat membuat kata sandi, pastikan unik, kuat, dan berbeda di tiap akun. Jangan hanya cari kata sandi yang mudah diingat.
Kata sandi kuat merupakan garis pertahanan terhadap upaya peretasan dan akses tidak sah. Tipsnya, gunakan kata sandi panjang dengan menggabungkan dua kata yang tidak berkaitan, memuat karakter khusus, minimal 8 karakter, dengan kombinasi huruf besar dan kecil, angka, atau simbol.
2. Berhenti jika ada sesutu mencurigakan
Pengguna harus tahu, saat beraktivitas di internet, selalu ada bahaya mengancam. Misalnya malware dan phishing.
Bagi yang belum tahu, phishing adalah penipuan melalui email yang dilakukan dengan menyamar menjadi pemberi layanan, seseorang, atau perusahaan yang pengguna percayai. Penipuan juga kadang terjadi dalam bentuk pesan singkat yang isinya memuat link tidak jelas.
Modusnya, menyampaikan informasi seperti terdeteksi adanya aktivitas yang mencurigakan di akun pengguna, telat melunasi tagihan, hutang yang harus dibayar, hasil tes, dan sebagainya. Begitu kita klik, ternyata situs tersebut malah mencuri data kredensial kita.
Oleh karena itu, jika menemukan hal mencurigakan, jangan klik dan jangan masukkan kata sandi, kode otentikasi atau informasi pribadi. Sebaliknya, buka browser dan ketik alamat situs web perusahaan asli atau hubungi mereka secara langsung.
Sebagai tambahan, tanda email yang mencurigakan antara lain menampilkan kesalahan ejaan atau tata bahasa, bersifat mendesak, dan alamat pengirim tidak lazim.
Pengguna juga perlu curiga jika isi email menjanjikan hadiah yang tidak realistis, meminta pengguna login, dan meminta pengguna unduh dokumen tak dikenal.
Advertisement
3. Cek ulang berita tentang Covid-19
Pada masa pandemi Covid-19 ini, pengguna internet banyak mengakses situs berita untuk mencari tahu informasi terkini.
Namun, pengguna internet harus membaca berita dengan hati-hati karena banyak misinformasi dan hoaks terkait topik Covid-19. Pengguna internet pun cenderung kurang bijak dalam memilih dan membagikan berita di masa darurat ini.
Nah, ada sejumlah cara menghindari misinformasi selama pandemi Covid-19. Pertama cek sumbernya, pastikan dari sumber jelas. Kemudian, baca keseluruhan isi, jangan hanya judul atau headline berita saja.
Selanjutnya, cek juga apakah media lain juga memberitakan hal serupa. Kemudian cek tanggal berita karena kadang informasi lama kurang relevan dengan kondisi yang berubah cepat.
Pembaca juga perlu berpikir kritis karena ada tulisan mirip berita, padahal sebenarnya adalah bentuk satire atau bahkan lelucon. Kemudian, pembaca juga bisa bertanya kepada orang yang lebih paham terkait keabsahan berita.
4. Rutin Update Software dan Aplikasi
Memperbarui software di komputer, tablet dan smartphone penting untuk dilakukan agar perangkat tetap aman. Pembaruan tersebut dapat memperbaiki bugs, kerentanan software, dan masalah keamanan.
Lebih baik lagi jika pengguna dapat memperbaruinya dengan otomatis. Pengguna dapat menyalakan pengaturan pembaruan otomatis di komputer, browser, aplikasi, dan smartphone agar tidak tertinggal pembaruan yang baru tersedia.
(Tin/Why)
Advertisement