Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sebanyak 200 ribu peserta Kartu Prakerja akan segera memulai pelatihan pada Senin 20 April 2020. Nantinya setiap peserta akan mendapat paket manfaat senilai Rp 3,55 juta.
Adapun paket bantuan tersebut terdiri dari bantuan biaya pelatihan sebesar Rp 1.000.000. Kemudian, insentif pasca penuntasan pelatihan pertama sebesar Rp 2.400.000, terdiri dari Rp 600.000 per bulan.
Advertisement
“Lalu, ada insentif pasca pengisian, yaitu survei evaluasi sebesar Rp 50.000 per surveinya. Ada 3 survei sehingga totalnya Rp 150.000,” ujar Airlangga melalui Video Conference di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Insentif tersebut nantinya akan langsung dikirimkan oleh pemerintah melalui beberapa mitra. "Insentif akan ditransfer ke rekening bank atau e-wallet LinkAja, Ovo atau GoPay milik peserta,” tutur Airlangga.
Bagi peserta yang diterima, Airlangga menuturkan, dapat langsung membeli pelatihan yang diinginkan. Pembayaran dilakukan menggunakan Kartu Prakerja, dengan kode unique 16 angka.
“Apabila pendaftaran belum diterima, calon peserta dapat bergabung di gelombang pendaftaran selanjutnya dan tidak perlu mengulang proses pendaftaran dari awal, tinggal pilih nanti mau bergabung di gelombang berapa,” jelasnya.
Peserta dapat mengambil pelatihan selanjutnya jika sudah menuntaskan pelatihan yang pertama. Selain itu, pelatihan akan hangus apabila dalam waktu 30 hari sejak ditetapkan sebagai penerima peserta belum menggunakan Kartu Pra Kerja untuk pelatihan yang pertama.
Sisa bantuan biaya pelatihan yang pertama, dapat digunakan untuk pelatihan kedua atau ketiga hingga 31 Desember 2020. “Kesempatan ini silakan dioptimalkan dan kita harus tetap optimis dengan kegiatan yang produktif termasuk dengan mengambil pelatihan dalam Program Kartu Prakerja ini," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
PAN Dorong Pemerintah Evaluasi Program Prakerja
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) mengapresiasi langkah pemerintah yang tetap meluncurkan program kartu prakerja. Sebagai program unggulan presiden, program tersebut harus dipastikan bermanfaat secara luas bagi masyarakat.
“Karena itu, manajemen pengelolaanya harus benar-benar profesional, akuntabel, dan terbuka,” kata Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay, kepada wartawan, Kamis (16/4/2020)
Menurut dia, program kartu prakerja ini menyisakan beberapa masalah. Pertama, kartu prakerja ini diluncurkan di tengah situasi penyebaran virus corona. Padahal, kartu prakerja ini ditujukan sebagai sarana pelatihan untuk skilling, upskilling, dan reskilling.
Skilling adalah program pelatihan yang ditujukan untuk angkatan kerja baru yang ingin mendapatkan keahlian. Upskilling yakni program pelatihan yang ditujukan bagi pekerja yang membutuhkan peningkatan keterampilan atau karier. Sementara Reskilling yaitu pelatihan dengan memberikan keterampilan baru bagi pekerja yang di PHK sebagai dampak dari perkembangan teknologi.
“Baik skilling, upskilling, maupun reskilling semuanya akan lebih ideal bila dikerjakan dalam bentuk tatap muka. Apalagi dalam pelatihan itu nanti ada praktikum yang harus diikuti dan dikerjakan secara langsung. Lalu pertanyaannya, apakah kira-kira program ini tepat diluncurkan sekarang?” ujar dia.
Berdasarkan fakta itu, dalam pandangan dia, bukankah lebih baik jika program kartu prakerja digantikan dengan program lain. Anggarannya pun bisa digunakan untuk program bantuan sosial lainnya sehingga kelompok sasar para penerima manfaat menjadi lebih luas.
Advertisement