Di Rumah Aja Selama Pandemi Corona, Kondisi Udara di Bumi Membaik

Hal baik yang terjadi selama orang berada di rumah saat pandemi Corona COVID-19

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2020, 22:00 WIB
Sebuah gambar menunjukkan Gedung Parlemen (kiri) di ujung Westminster Bridge yang kosong dengan seorang pejalan kaki di trotoar London setelah pemerintah Inggris setempat memberlakukan lockdown akibat pandemi Covid-19 pada 24 Maret 2020. (Photo by JUSTIN TALLIS / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Anjuran di rumah aja selama pandemi Corona COVID-19 berdampak pada kualitas udara. Kondisi udara di bumi pun disebut membaik. 

Di banyak negara, jumlah kendaraan umum yang beroperasi jauh menurun dan bahkan dibatasi. Bahkan, tempat usaha pun banyak yang tutup. Banyak yang mengeluhkan situasi ini, terutama karena sangat berdampak dalam hal perekonomian.

Meski begitu, anjuran untuk tetap di rumah ternyata berdampak positif bagi lingkungan. Di hari normal tanpa wabah Corona, banyak orang beraktivitas dan mengakibatkan kualitas udara buruk.

Polusi udara terjadi di mana-mana. Asap kendaraan membuat lapisan ozon semakin menipis. Cerobong asap pabrik-pabrik besar membuat udara semakin kotor.

Namun sejak banyak negara mewajibkan warganya tetap berada di rumah selama beberapa waktu, kota-kota di seluruh dunia melaporkan kualitas udaranya semakin membaik selama COVID-19.

Dilansir dari Lonely Planet, Inggris, Korea Selatan, China, dan Italia menjadi sebagian negara yang melaporkan kualitas udara di sana semakin baik. Polusi udara pun turun secara signifikan.

Di Inggris Raya, kualitas udara telah meningkat secara drastis. Tingkat nitrogen dioksida (NO2) turun 60 persen di beberapa tempat selama periode yang sama dibandingkan tahun lalu.

 


Himalaya Terlihat dari India Setelah 30 Tahun

Himalaya. doc: Twitter.com/gull_1985

Polusi udara di kota-kota seperti London dan Glasgow turun setengahnya. Penurunan polusi partikel kecil telah terlihat turun secara besar di London, Birmingham, Bristol dan Cardiff, lalu diikuti oleh Manchester, New York, dan Belfast. Sedangkan, di Glasgow dan Newcastle tidak berdampak apapun.

Para ilmuwan meyakini level-level itu akan turun lebih jauh ketika angin berubah arah. Angin timur yang bertiup saat ini akan membawa tambahan polusi dari benua Eropa ke Inggris.

James Lee dari New York University mengatakan udara jelas jauh lebih sehat. Partikel kecil dan NO2 adalah polutan udara yang memiliki dampak kesehatan terbesar pada manusia. Saat polutan itu menurun, kualitas udara jadi jauh lebih sehat.

Sementara itu, di Los Angeles, California, AS, akhir-akhir ini baru memiliki kualitas udara terbersih sejak 1980. Sementara para penduduk India, terutama di distrik Jalandhar, Punjab, menyatakan dapat melihat Pegunungan Himalaya yang berada di India bagian Utara.

Hal ini terjadi untuk pertama kalinya setelah 30 tahun. Padahal, jarak Himalaya sekitar 200 km dari Punjab. Penduduk setempat pun beramai-ramai membagikan foto mengesankan dari barisan gunung yang tertutup salju tersebut.

Penulis : Henry / Lifestyle Liputan6.com


Simak Video Menarik Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya