Metode Baru, Australia Lakukan Pelacakan Virus Corona COVID-19 Lewat Air Limbah

Sejumlah ilmuwan di Australia sedang menguji cara kerja pelacakan Virus Corona COVID-19 lewat air limbah, guna mengetahui kelompok mana yang paling berisiko ternfeksi.

Oleh DW.com diperbarui 17 Apr 2020, 11:02 WIB
Limbah busa menutupi permukaan air di Kali Ancol, Jakarta, Selasa (16/2). Buruknya tata kelola air di Ibukota menjadi penyebab kondisi Kali Ancol selalu dipenuhi limbah busa, yang merupakan indikator pencemaran air. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Queensland - Para ilmuwan melaporkan pada Kamis 16 April, bahwa mereka telah sukses melakukan uji coba melacak Virus Corona baru di saluran air kotor di tingkat regional. Dalam waktu dekat tes akan diperluas ke skala yang lebih besar.

Menurut laporan DW Indonesia, Jumat (17/4/2020), hasil uji coba di negara bagian Queensland yang dilaksanakan oleh badan sains nasional - CSIRO dan University of Queensland akan digunakan untuk mengembangkan sistem pengawasan, demikian pernyataan para peniliti.

“Ini akan membantu para penentu kebijakan, jika mereka mulai melonggarkan pembatasan pergerakan publik,“ tambah para ilmuwan.

Paul Bertsch, Direktur Land and Water science CSIRO mengatakan, proyek itu bertujuan membantu pemerintah melonggarkan lockdown nasional, dengan melokalisir dan menyoroti kawasan problem. “Dengan itu warga Australia lainnya bisa diizinkan lagi keluar rumah,“ ujarnya.

“Saya melihat, ini merupakan alat bantu pengewasan untuk melonggarkan pembatasan. Jika pemerintah melonggarkan lockdown, mereka perlu terus memonitor dan merespons wabah,“ ujar Bertsch.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Deteksi Keberadaan Fragmen Gen Virus

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Dalam uji coba di negara bagian Queensland, para ilmuwan mampu mendeteksi keberadaan fragmen gen Virus Corona baru dalam air kotor yang belum diolah di dua instalasi pengolah air limbah. Proyek itu memanfaatkan sistem yang sudah eksis yang digunakan jawatan kriminal untuk memonitor air limbah, guna melacak keberadaan jejak narkoba dari saluran air kotor kota-kota di Australia.

“Proyek sampling air limbah yang diterapkan dalam skala luas akan dapat mendeteksi perkiraan jumlah orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 di sebuah kawasan, tanpa harus melakuka tes pada setiap orang,“ demikian pernyataan CSIRO. Sejauh ini pejabat kesehatan melakukan ribuan tes corona konvensional setiap hari terhadap warga Australia.

Professor Kevin Thomas, salah satu periset dari University of Queensland yang melakukan riset pelacakan Virus Corona baru dalam air limbah, mengatakan, uji coba secara nasional akan bisa dimulai beberapa pekan mendatang.

“Kawasan pedesaan dan regional, yang sulit dicapai petugas kesehatan untuk melakukan tes swab, yang terutama bisa memetik keuntungannya,“ ujarnya lebih lanjut.

Paul Bertsch dari CSIRO menyebutkan, sampel air limbah akan diambil tiap hari.

“Uji coba pertama dambil dari instalasi pengolah air limbah, dan akan diperluas dengan pengambilan sampel dari pipa saluran air kotor di kawasan perkotaan,” ujar dia.

“Data dari China menunjukkan, Virus Corona baru dapat dideteksi dari tinja dalam waktu hanya tiga hari. Ini jauh lebih cepat dari pendeteksian lewat cara konvensional pada kebanyakan kasus,” ujar direktur sains di badan sains nasional itu.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menyatakan, mekanisme deteksi, termasuk penelitian sampel air limbah, akan membantu menunjukkan apakah terdapat kasus COVID-19 di komunitas yang lebih luas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya