IMF: Separuh Negara di Dunia Meminta Bantuan Pinjaman

Sejauh ini, 10 negara telah menerima dana darurat, dan setengah dari negara-negara yang tersisa baru bisa menerimanya pada akhir April.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Apr 2020, 09:45 WIB
(Foto: aim.org)

Liputan6.com, Jakarta Separuh negara di dunia diketahui meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait pinjaman darurat guna mengatasi krisis keuangan yang dipicu pandemi global Virus Corona.

Ini diungkapkan Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana IMF, mengatakan dalam pertemuan para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral yang berlangsung Rabu, 16 April 2020.

Seperti melansir laman CNN, Jumat (17/4/2020), dia mengatakan IMF siap untuk menggunakan kapasitas dana pinjamannya yang mencapai USD 1 triliun.

Sejauh ini, 10 negara telah menerima dana darurat, dan setengah dari negara-negara yang tersisa baru bisa menerimanya pada akhir April.

Komentar Georgieva datang setelah lembaga ini mengeluarkan peringatan keras bahwa ekonomi global berada di jalur penurunan terdalam sejak 1930-an. Pemerintah dan pejabat kesehatan harus bekerja sama untuk mencegah hasil yang lebih buruk dari kondisi yang ada.

Dia mengatakan berbagai langkah bisa diambil.  Dia pun mendorong bank sentral untuk menghabiskan banyak upaya yang dibisa, namun dengan memperhatikan perhitungan yang jelas. "Kami tidak ingin akuntabilitas dan transparansi dilupakan dalam krisis ini," kata dia.

 

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Dok: Twitter @KGeorgieva

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Georgieva mengakui lembaganya memiliki reputasi memaksakan kondisi sulit pada negara-negara yang mencari dana talangan.

Tetapi kali ini, dia menegaskan jika pihaknya hanya meminta satu hal. "Tolong bayar dokter dan perawat Anda, pastikan sistem kesehatan Anda berfungsi, dan bahwa orang-orang yang rentan dan [responden] pertama dilindungi," tegas dia.

IMF sebelumnya mengatakan GDP global akan berkontraksi sebesar 3 persen pada tahun 2020. Terjadi resesi yang jauh lebih buruk daripada krisis keuangan global tahun 2008.

Kondisi ini 180 derajat berbeda dari perkiraan sebelumnya pada Januari ketika pertumbuhan diprediksi mencapai 3,3 persen tahun ini.

IMF juga meliat adanya risiko resesi meluas hingga 2021 jika pembuat kebijakan gagal mengoordinasikan respons global terhadap virus. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya