Liputan6.com, Jakarta - Menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menghentikan dana bantuan kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) di tengah pandemi Corona COVID-19, Menteri Luar Negeri RI buka suara.
Dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual bersama rekan media pada Jumat, 17 April 2020, Menlu Retno menyampaikan ada baiknya untuk memanfaatkan energi melawan Virus Corona COVID-19.
"Untuk saat ini, akan lebih baik apabila kita menfokuskan energi kita guna melawa penyebaran Corona COVID-19," ujar Menlu Retno Marsudi.
Baca Juga
Advertisement
Menlu Retno mengaku bahwa pesan ini turut ia sampaikan dalam rapat virtual yang ia lakukan bersama kurang lebih 30 menteri luar negeri yang ada di seluruh dunia.
"Saya sampaikan dalam rapat bersama 30 menlu dari seluruh dunia untuk memberikan dukungan kepada WHO sebagai badan yang menaungi urusan kesehatan dunia," jelasnya.
"Hasil pertemuan para menlu terutama yg ikut dalam AoM yg memberikan dukungan pada multilateralisme dan WHO."
AoM merupakan merupakan forum negara-negara yang bersifat lepas untuk meningkatkan kerja sama untuk mengatasi berbagai permasalahan global
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyetop anggaran kontribusi terhadap World Health Organization (WHO). Alasannya adalah WHO dianggap melakukan kesalahan dalam mengantisipasi Virus Corona (COVID-19).
Selain itu, Presiden Trump berkata WHO menutup-nutupi terkait virus ini.
"Hari ini saya menginstruksikan pemerintahan saya untuk menahan pendanaan WHO selagi meninjau peran WHO dalam buruknya mismanajemen dan menutupi penyebaran Virus Corona COVID-19. Semua orang tahu apa yang terjadi di sana," ujar Donald Trump pada konferensi pers di Gedung Putih, Selasa 15 April lalu.
Simak video pilihan berikut:
Trump Sebut WHO China Sentris
Presiden Trump sempat menyebut WHO lebih China-sentris, sehingga merugikan dunia, dan notabene AS yang merupakan kontributor terbesar. Ia berkata anggaran ke WHO dari pajak AS tiap tahun bisa sebesar US$ 400 juta hingga US$ 500 juta (Rp 6,2 triliun - Rp 7,8 triliun).
Sementara, sumbangan China tak sampai US$ 40 juta (Rp 625 miliar).
Jika melihat data dari situs resmi WHO, kontribusi keuangan China ke WHO memang tinggi, yakni US$ 37,8 juta untuk periode 2018-2019. Nominal itu lebih besar dari gabungan kontribusi Inggris, Australia, dan India kepada WHO pada periode
Kontribusi China masih kalah dari Amerika Serikat yang mencapai US$ 118,4 juta. Namun, kontribusi tersebut adalah assessed contribution yang bersifat wajib dan belum termasuk sumbangan sukarela ke WHO.
China memang kerap memakai pernyataan WHO ketika melobi negara lain supaya tidak melarang perjalanan dari China akibat Virus Corona. Presiden Trump mengaku sempat mengeluh mendapat tekanan dari China agar tak melarang penerbangan, namun ia memilih tetap melakukannya.
Advertisement